kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ekonom BSI Meramal Surplus Neraca Perdagangan Menyusut di Bulan September


Minggu, 16 Oktober 2022 / 22:33 WIB
Ekonom BSI Meramal Surplus Neraca Perdagangan Menyusut di Bulan September
ILUSTRASI. Arus peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok mengalami penurunan sebesar 4,2% pada kuartal pertama tahun ini.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca perdagangan Indonesia diperkirakan masih akan mencetak surplus. Namun, Bank Syariah Indonesia (BSI) melihat surplus neraca dagang akan menyusut pada September 2022 ketimbang bulan sebelumnya.

Chief Economist PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Banjaran Surya Indrastomo meramal, surplus neraca perdagangan Indonesia pada September 2022 hanya sebesar US$ 4,75 miliar. Angka ini menyusut dari surplus Agustus 2022 yang mencapai US$ 5,76 miliar.

"Neraca perdagangan September 2022 kami perkirakan tetap mencatatkan surplus sebesar US$ 4,75 miliar," ujar Banjaran kepada Kontan.co.id, Minggu (16/10).

Baca Juga: Hadapi Resesi Global, Surplus Neraca Dagang Indonesia Diramal Menyusut

Banjaran bilang, penurunan surplus tersebut utamanya didorong ekspektasi perlambatan kinerja ekspor, terutama dengan adanya penurunan beberapa harga komoditas ekspor utama, seperti crude palm oil (CPO) yang turun 24,34% secara month to month (mtm).

" Di sisi lain, kinerja impor diperkirakan lebih tinggi sejalan dengan pemulihan sektor industri, yang mendorong impor bahan baku dan barang modal diperkirakan meningkat," katanya.

Untuk ke depannya, Banjaran memperkirakan windfall komoditas masih akan menjadi faktor kinerja neraca perdagangan ke depan.

Hal ini dikarenakan tingginya permintaan global terhadap komoditas energi yang menyebabkan kenaikan harga komoditas ekspor utama Indonesia, sehingga mengalami surplus neraca dagang selam 28 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

Baca Juga: Surplus Neraca Perdagangan Akan Turun, Berikut Penyebabnya

"Windfall tersebut masih akan menjadi faktor kinerja neraca perdagangan ke depan, meskipun diperkirakan lebih rendah dari periode 2020-2022," katanya.

Di sisi lain, menurutnya, pulihnya konsumsi domestik juga akan meningkatkan impor non-migas yang menyebabkan surplus neraca perdagangan semakin menipis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×