Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Surplus neraca perdagangan Indonesia tahun depan diperkirakan akan terus menyusut karena ekonomi dunia diramal bakal resesi.
“Proyeksinya ke depan nampaknya neraca perdagangan kita akan terus turun, karena harganya komoditas nampaknya akan mengalami tren penurunan ke depannya,” tutur Riefky kepada Kontan.co.id, Minggu (16/10).
Disisi lain, pelemahan rupiah juga membuat impor Indonesia semakin mahal. Akibatnya impor juga relatif akan meningkat nilainya, yang akhirnya menyebabkan perdagangan ke depannya menurun.
Riefky juga menilai, memang sebelumnya perdagangan Indonesia kebanyakan didorong harga komoditas yang tinggi. Dengan harga komoditas yang tinggi maka neraca perdagangan Indonesia kita cukup baik beberapa bulan ke belakang.
Baca Juga: Ekonom Memprediksi Defisit Neraca Jasa Bakal Melebar pada 2022
Hanya saja, lanjut Riefky, dengan harga komoditas yang mulai menurun, dan juga permintaan global yang semakin lemah karena adanya potensi resesi, ini akan mengakibatkan neraca perdagangan terus mengalami penurunan surplus di beberapa waktu mendatang.
Riefky juga bahkan memproyeksikan neraca pedagangan Indonesia pada September 2022 akan turun menjadi US$ 4,8 miliar hingga US$ 4,9 miliar meski masih mengalami surplus. Perkiraan ini turun dari surplus neraca perdagangan bulan sebelumnya yang sebesar US$ 5,7 miliar.
“Ini disebabkan karena ekspornya turun akibat harga komoditas seperti CPO mulai turun. Sedangkan impor relatif meningkat sedikit karena depresiasi nilai tukar membuat nilai impor sedikit lebih mahal,” imbuhnya.
Baca Juga: Surplus Neraca Perdagangan Diperkirakan Bakal Turun Pada September 2022
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News