Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Surplus neraca perdagangan barang bakal berlanjut di September 2022. Namun, nilai surplus-nya berpotensi menurun dari capaian pada Agustus 2022 yang sebesar US$ 5,7 miliar.
Danareksa Research Institute (DRI) memperkirakan, surplus neraca perdagangan pada September 2022 mencapai US$ 5,15 miliar. Ini didorong oleh penurunan ekspor crude palm oil (CPO).
“Ekspor CPO diperkirakan akan melambat pada September 2022. Pasalnya, harga CPO juga terus turun sejak April 2022,” terang Kepala Ekonom DRI Rima Prama Artha dalam dokumen yang diberikan pada Kontan.co.id, dikutip Minggu (16/10).
Rima memperkirakan, nilai ekspor pada September 2022 sebesar US$ 27,10 miliar, atau turun 2,88% dibanding bulan sebelumnya (MoM). Namun, bila menilik nilai ekspor pada September 2021 yang sebesar US$ 20,60 miliar, berarti ekspor September tahun ini masih naik 31,55% di banding tahun lalu (YoY).
Baca Juga: Impor Naik, Surplus Neraca Perdagangan Barang Berpotensi Menyusut di September 2022
Kinerja ekspor masih terbantu dengan peningkatan harga batubara yang harganya masih di atas US$ 300 per ton.
Sedangkan dari sisi impor, Rima memperkirakan nilai impor September 2022 mencapai US$ 21,95 miliar atau naik 12,70% MoM. Pun bila dibandingkan dengan September 2021, nilai impor naik 35,24% YoY.
Senada dengan Rima, Analis Makroekonomi Bank Danamon Irman Faiz memperkirakan, surplus neraca perdagangan September 2022 akan sebesar US$ 4,4 miliar atau turun dari capaian surplus pada bulan sebelumnya.
“Kami melihat ada koreksi harga CPO, meski batubara stabil cenderung naik karena permintaan dari Eropa. Dari sisi impor juga tumbuh, meski impor konsumsi masih terbatas,” tandas Faiz.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News