kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Cadangan devisa diprediksi berpotensi terus bertambah


Rabu, 07 Agustus 2019 / 18:19 WIB
Cadangan devisa diprediksi berpotensi terus bertambah


Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Bank Indonesia, Rabu (7/8), melaporkan posisi cadangan devisa (cadev) naik US$ 2,1 miliar menjadi US$ 125,9 miliar.  Cadev terus meningkat hingga Juli, meski tak setinggi kenaikan pada bulan Juni yang mencapai US$ 3,5 miliar. 

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menilai, kenaikan cadev hingga Juli lalu ditopang oleh faktor arus deras modal asing yang masuk ke dalam negeri.  

Baca Juga: Ditopang sentimen domestik, IHSG diprediksi kembali menguat besok 

“Utamanya masih dari portofolio, perbaikan rating Indonesia dan imbal hasil yang masih menarik membuat inflow cukup besar,” kata David, Rabu (7/8). 

Data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menunjukkan, investor asing mencatatkan aksi beli atau net buy sebesar Rp 24,29 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN) sepanjang bulan Juli lalu.

Adapun data per 2 Agustus lalu, porsi kepemilikan asing pada SBN kembali mencapai rekor baru yaitu sebesar Rp 1.019,36 triliun. 

“Periode kebutuhan valas yang tinggi juga sudah lewat, pembayaran utang luar negeri pemerintah juga sepertinya tidak begitu banyak di Juli lalu,” lanjut David.  

Baca Juga: Ditopang banyak data positif, simak prediksi rupiah untuk besok 

Menurut David, peluang kenaikan cadev berlanjut hingga Agustus cukup terbuka. Hanya saja, ia meramal kenaikannya akan lebih terbatas atau sekitar di bawah US$ 1 miliar lantaran ada sejumlah sentimen eksternal negatif yang menyelimuti pasar belakangan. 

Selain itu, pemerintah juga tidak akan menerbitkan obligasi valas baru. 

Sementara, Ekonom Bank Permata Josua Pardede memandang, koreksi cadev mungkin terjadi di bulan Agustus jika sentimen buruk perang dagang terus berlanjut, terutama yang berasal dari efek pelemahan yuan.  

Baca Juga: Cadangan emas BI tertinggi sejak April 2013 

“Shock dari eksternal belakangan ini mungkin akan menahan inflow di bulan ini. Nilai tukar rupiah juga cenderung melemah meski masih dalam kisaran yang terkendali dan sesuai dengan fundamental,” ujar Josua, Rabu (7/8). 

Kendati ada potensi outfllow dan pelemahan kurs rupiah di bulan ini, Josua memprediksi sentimen negatif hanya bersifat jangka pendek. Melihat kondisi pertumbuhan realisasi investasi langsung (FDI) dan imbal hasil instrumen portofolio yang menarik, investor dinilainya memandang positif fundamental perekonomian domestik.  

Baca Juga: Setelah melemah empat hari, rupiah mulai konsolidasi 

Oleh karena itu, Josua memperkirakan kenaikan cadev masih akan berlanjut di sepanjang semester kedua ini. Dengan catatan, tak ada sentimen eksternal yang sangat negatif terutama terkait perang dagang.  

“Saya perkirakan cadev di kuartal ketiga dan keempat masih bisa terjaga cukup tinggi pada kisaran US$ 123 miliar sampai US$ 127 miliar,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×