kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom Bank Permata proyeksikan neraca dagang September 2020 surplus US$ 2,53 miliar


Rabu, 14 Oktober 2020 / 14:35 WIB
Ekonom Bank Permata proyeksikan neraca dagang September 2020 surplus US$ 2,53 miliar
ILUSTRASI. Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (15/9/2020).


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada 15 Oktober 2020 Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan angka neraca perdagangan Indonesia untuk periode  September 2020.

Ekonom Bank Permata, Josua Pardede memproyeksikan neraca perdagangan bulan September 2020 akan surplus US$ 2,53 miliar dari bulan sebelumnya yang tercatat surplus US$ 2,33 miliar.

Hal ini didorong oleh peningkatan perdagangan bulan September yang dipengaruhi oleh laju tahunan impor yang terkontraksi lebih dalam dibandingkan laju tahunan ekspor.

Ia juga proyeksikan, kinerja ekspor Indonesia pada bulan September diperkirakan terkontraksi 8,09%yoy dari bulan sebelumnya yang terkontraksi 8,36%yoy.

Baca Juga: BI perkirakan neraca transaksi berjalan kuartal III 2020 surplus

“Ekspor bulan September dipengaruhi oleh kenaikan beberapa harga komoditas ekspor seperti CPO tumbuh 4,7% mom, batubara 3,0% mom, serta karet alam tumbuh 4,2% mom,” jelas Josua saat dihubungi KONTAN, Rabu (14/10).

Sementara itu, perbaikan ekspor bulanan juga didukung oleh peningkatan aktivitas manufaktur dari mitra dagang utama Indonesia seperti EuroZone, AS, Jepang, India, Korea.

Sedangkan, impor bulan September juga diperkirakan terkontraksi 26,99% yoy dari bulan sebelumnya yang terkontraksi 24,19%yoy.

“Laju impor bulanan cenderung melambat karena mempertimbangkan aktivitas manufaktur Indonesia pada bulan September yang kembali masuk ke fase kontraksi sehingga mengindikasikan impor non-migas cenderung melambat,” tandasnya.

Baca Juga: Menteri Perdagangan: Fokus Kami Melakukan Stabilisasi Harga

Adapun kontraksi aktivitas manufaktur domestik juga turut dipengaruhi oleh pemberlakuan PSBB di DKI Jakarta. Sementara itu, tren penurunan harga minyak mentah yakni sebesar 7% mom sehingga mengindikasikan impor migas pun juga melambat.

Dengan demikian, secara keseluruhan neraca perdagangan pada kuartal III-2020 diperkirakan akan surplus US$ 8,12 miliar dari kuartal sebelumnya yang tercatat surplus US$ 2,89 miliar.

“Meskipun pemulihan ekonomi domestik mulai terindikasi pada kuartal III tahun 2020, namun masih lemahnya tingkat konsumsi masyarakat serta rendahnya belanja modal dari sisi produksi mendorong lemahnya impor khususnya impor non-migas,” tutup Josua.

Selanjutnya: BI diperkirakan menahan suku bunga, ini prediksi pergerakan IHSG

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×