kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,70   -25,03   -2.70%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom Bank Permata Prediksi Surplus Neraca Dagang Maret 2023 Menyusut, Ini Pemicunya


Jumat, 14 April 2023 / 05:00 WIB
Ekonom Bank Permata Prediksi Surplus Neraca Dagang Maret 2023 Menyusut, Ini Pemicunya


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Bank Permata Tbk memperkirakan neraca perdagangan masih akan mengalami surplus pada Maret 2023. Hanya saja, akan mengalami penyusutan surplus pada periode tersebut.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan, suplus neraca perdagangan pada Maret 2023 sebesar US$ 3,88 miliar. Surplus ini lebih rendah dari surplus US$ 5,48 miliar pada bulan sebelumnya.

"Pada bulan Maret, surplus perdagangan diperkirakan menurun ke kisaran US$ 3,88 miliar dari sebelumnya US$ 5,48 miliar," ujar Josua kepada Kontan.co.id, Kamis (13/4).

Baca Juga: Rupiah Menguat ke Rp 14.902 per Dolar AS, Cek Mata Uang Lain yang Menarik Dikoleksi

Menurutnya, penurunan surplus neraca perdagangan tersebut disebabkan oleh penurunan kinerja ekspor. Josua memperkirakan ekspor akan terkontraksi sebesar 19,4% secara tahunan atau year on year (YoY) dari sebelumnya yang masih tumbuh 4,5% YoY.

Penurunan kinerja ekspor ini seiring dengan penurunan harga komoditas ekspor Indonesia seperti batubara yang mengalami penurunan hingga 9,8% secara bulanan pada Maret 2023.

Sementara dari sisi impor, Josua melihat akan ada peningkatan secara bulanan seiring dengan kebutuhan akan bahan pangan saat Ramadan. Meski begitu, pertumbuhan impor secara tahunan masih cenderung terkontraksi.

Baca Juga: Didukung Ekonomi Domestik yang Tangguh, Rupiah Diramal Cenderung Menguat Tahun Ini

Hasil hitungannya, impor diproyeksi masih mengalami kontraksi sebesar 20,4% YoY dari sebelumnya kontraksi sebesar 4,32% YoY.

Sampai di akhir tahun nanti, Josua meramal neraca perdagangan Indonesia masih akan surplus sebesar US$ 45,54 miliar. Hanya saja, surplus ini juga lebih rendah jika dibandingkan dengan surplus pada tahun 2-22 yang sebesar US$ 54,46 miliar.

"Penurunan ini diperkirakan diakibatkan oleh normalisasi harga komoditas global, sehingga ekspor cenderung melandai lebih dalam dibandingkan dengan kinerja impor," pungkas Josua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×