Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cadangan devisa terus mengalami penurunan dalam dua bulan berturut-turut. Setelah tergerus US$ 1,8 miliar pada September 2020, posisi cadangan devisa pada Oktober 2020 kembali tercatat menurun.
Bank Indonesia (BI) menyebut, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Oktober 2020 sebesar US$ 133,7 miliar atau turun US$ 1,5 miliar dari posisi akhir September 2020 yang sebesar US$ 135,2 miliar.
Kepala ekonom Bank Permata Josua Pardede memprediksi, cadangan devisa pada November 2020 bisa kembali meningkat. Menurutnya, cadangan devisa bisa berada di kisaran US$ 134 miliar hingga US$ 135 miliar.
Baca Juga: Ini kata ekonom Bank Permata terkait NPI kuartal III 2020 yang surplus US$ 2,1 miliar
“Peningkatan ini didorong oleh derasnya arus aliran masuk ke Indonesia pada bulan November 2020, baik dari pasar saham maupun pasar obligasi,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (2/12).
Seperti yang kita ketahui, pada bulan November 2020 terdapat arus aliran masuk sebesar US$ 244 juta dari pasar saham dan sebesar US$ 1,11 miliar pada pasar SBN.
Kenaikan arus aliran masuk dari investor asing ditopang oleh sentimen risk-on di pasar keuangan global, akibat kemenangan Joe Biden pada pemilihan umum Amerika Serikat (AS) serta perkembangan positif dari vaksin Covid-19.
Baca Juga: Kata Kemenkeu terkait realisasi insentif perpajakan yang masih jauh dari pagu
Selain itu, peningkatan cadangan devisa pada bulan November 2020 juga ditopang oleh aliran dollar yang masuk dari lelang SBBI valas yang berhasil menyerap US$ 971 juta.
Pun dari sisi nilai tukar rupiah, nilai tukar pada bulan November 2020 cenderung menguat sebesar 3,45% menjadi di kisaran Rp 14.120.
Selanjutnya: Sri Mulyani ungkap upaya pemerintah menjaga industri migas yang tertekan pandemi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News