kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   18.000   0,88%
  • USD/IDR 16.445   2,00   0,01%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

Ekonom Bank Danamon prediksi BI tahan suku bunga acuan di level 4%


Rabu, 16 September 2020 / 16:40 WIB
Ekonom Bank Danamon prediksi BI tahan suku bunga acuan di level 4%
ILUSTRASI. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo


Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) kembali melakukan Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang dilakukan dalam dua hari hingga Kamis (17/9). Para pelaku pasar pun kini sedang menanti arah kebijakan BI selanjutnya di tengah tantangan perlambatan ekonomi akibat pandemi virus corona. 

Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardana pun meramal, BI akan kembali mempertahankan arah kebijakan moneternya dengan menahan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7-DRRR) di level 4%. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal yang terjadi yang seharusnya menjadi fokus bank sentral.

“Seperti contohnya inflasi yang mulai terlihat meningkat baik di global maupun domestik, juga gejolak nilai tukar rupiah dalam beberapa saat terakhir perlu dimonitor,” kata dia kepada Kontan.co.id, Selasa (15/9). 

Meski begitu, Wisnu juga melihat ada faktor-faktor yang bisa mendukung pelonggaran kebijakan moneter lagi, seperti neraca perdagangan yang masih surplus pada Agustus 2020 lalu. Seperti yang kita tahu, neraca dagang bulan lalu surplus US$ 2,33 miliar. 

Baca Juga: LPEM FEB UI imbau BI tahan suku bunga acuan dalam RDG bulan ini

Seiring dengan peningkatan kinerja perdagangan tersebut, defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit juga diperkirakan akan semakin menyempit. 

Akan tetapi, ia melihat kalau ini belum menjadi rambu-rambu bagi otoritas moneter untuk melonggarkan kebijakan moneter secara umum. 

“Arah kebijakan moneter secara umum akan bertumpu pada aliran modal atau finansial. Beberapa faktor seperti tren kenaikan inflasi global dan domestik serta volatilitas rupiah juga perlu dicermati,” tandasnya. 

Selanjutnya: IHSG ditutup merosot 0,83% ke level 5.058 pada perdagangan Rabu (16/9)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×