kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

LPEM FEB UI imbau BI tahan suku bunga acuan dalam RDG bulan ini


Rabu, 16 September 2020 / 16:14 WIB
LPEM FEB UI imbau BI tahan suku bunga acuan dalam RDG bulan ini
ILUSTRASI. Logo Bank Indonesia. LPEM FEB UI imbau BI tahan suku bunga acuan dalam RDG bulan ini. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana


Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) menyarankan Bank Indonesia (BI) untuk menahan suku bunga acuan di level 4% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI bulan September 2020. 

“Untuk menjaga stabilitas keuangan, sekaligus mendukung pertumbuhan melalui kebijakan makroprudensial dan moneter nonkonvensional sebagai langkah mendorong likuiditas,” ujar Ekonom makroekonomi dan pasar keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky kepada Kontan.co.id, Rabu (16/9).

Riefky pun mengapresiasi kalau bank sentral saat ini telah semakin memperhatikan risiko pertumbuhan ekonomi, sehingga mengubah sikap kebijakan menjadi semakin preemptif sejak bulan Maret 2020 lalu. 

Baca Juga: Dua Putra Utama Makmur (DPUM) sepakati restrukturisasi utang dengan Eximbank

Menurutnya, langkah preemptif dari bank sentral mendukung pertumbuhan ekonomi dalam mengurangi dampak krisis kesehatan akibat Covid-19, sekaligus mengelola stabilitas pasar keuangan. 

Akan tetapi, menilik kondisi terkini, risiko kontraksi ekonomi global akibat pandemi yang belum selesai semakin terasa, sehingga memengaruhi prospek perekonomian domestik.

Belum lagi, adanya kemungkinan penyebaran virus yang berkepanjangan di Indonesia menimbulkan ketidakpastian di pasar sejak awal September 2020. Akibatnya, rupiah melemah ke level Rp 14.900 per 14 September 2020.  “Rupiah bahkan tercatat sebagai mata uang dengan depresiasi terparah di negara berkembang Asia,” tambah Riefky. 

Tak hanya itu, akumulasi aliran modal masuk juga semakin menurun sehingga ini mendorong imbal hasil obligasi pemerintah menjadi lebih tinggi. 

Baca Juga: Bunga deposito tertinggi 5,75%, cek bunga deposito terbaru tengah pekan ini

Dari sisi domestik, inflasi bulan Agustus 2020 memang sangat rendah dan bahkan secara akumulasi Indeks Harga Konsumen (IHK) mencetak deflasi. Permintaan kredit pun diperkirakan masih akan tertahan dalam waktu dekat seiring dengan PSBB jilid II di wilayah DKI Jakarta. 

Dengan kondisi-kondisi tersebut, Riefky pun menyarankan agar BI lebih memprioritaskan stabilisasi nilai tukar rupiah di bulan ini akibat meningkatnya risiko ketidakpastian di pasar keuangan, sekaligus tetap menahan suku bunga acuannya. 

Selanjutnya: Akuisisi Bank Bukopin rampung, Kookmin siap bentuk konglomerasi keuangan di Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×