kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.884.000   -21.000   -1,10%
  • USD/IDR 16.625   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Efektif dorong harga, AETS jadi opsi untuk menjaga harga karet ke depan


Minggu, 08 Desember 2019 / 16:09 WIB
Efektif dorong harga, AETS jadi opsi untuk menjaga harga karet ke depan
ILUSTRASI. Dewan Tripartite Karet Internasional (ITRC) yakini efektifitas skema pembatasan ekspor (AETS)


Reporter: Abdul Basith | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dewan Tripartite Karet Internasional (ITRC) yakini efektifitas skema pembatasan ekspor (AETS). Sebelumnya AETS dilakukan pada April hingga Juli 2019 lalu. Pembatasan ekspor sebesar 240.000 ton dinilai mampu mendongkrak harga karet.

"Pertemuan ITRC ada evaluasi AETS, dan itu efektif mendorong harga," ujar Direktur Perundingan APEC dan Organisasi Internasional Kementerian Perdagangan Antonius Yudi Triantoro saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (8/12).

Baca Juga: Jaga harga karet, Indonesia gandeng negara produsen karet lain

Oleh karena itu opsi AETS akan menjadi pertimbangan negara anggota ITRC. Asal tahu saja, ITRC beranggotakan tiga negara produsen besar karet.

Antara lain adalah Indonesia, Thailand, dan Malaysia yang menjadi eksportir karet utama di pasar global. Oleh karena itu pemangkasan ekspor akan mampu memengaruhi harga. "Tentu AETS menjadi salah satu opsi ke depannya kalau memang harga anjlok," terang Antonius.

Baca Juga: UNSP Menyiapkan Capex Rp 150 Miliar Tahun Depan

Meski begitu saat ini ketiga negara tersebut tengah mendorong permintaan terhadap karet. Seperti Indonesia yang menggunakan karet sebagai campuran aspal untuk mendorong permintaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×