kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Dukung revisi aturan Tax Holiday untuk KEK, Kadin: Selama ini banyak multitafsir


Kamis, 10 Oktober 2019 / 17:35 WIB
Dukung revisi aturan Tax Holiday untuk KEK, Kadin: Selama ini banyak multitafsir
ILUSTRASI. Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Roeslani. Pemerintah usulkan tiga jenis pemotongan pajak bagi industri


Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendukung langkah pemerintah mengubah aturan terkait pemberian fasilitas insentif fiskal untuk investasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). 

Perubahan aturan itu dianggap akan lebih memberi kepastian bagi investor yang menanamkan modal dan mengharapkan fasilitas pengurangan tarif PPh hingga 100% atau Tax Holiday. 

Baca Juga: Pemerintah akan revisi regulasi Tax Holiday untuk KEK, ini sejumlah perubahannya

Ketua Umum Kadin Rosan Roeslani mengatakan, implementasi insentif Tax Holiday di KEK selama ini belum berjalan sesuai harapan di lapangan. “Ada banyak multitafsir terkait aturannya baik oleh pelaku usaha maupun oleh pemerintah pada level pelaksanaan,” kata Rosan, Kamis (10/10). 

Pasalnya, dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 96 Tahun 2015 tentang Fasilitas dan Kemudahan KEK, pemerintah mengatur kriteria penerima Tax Holiday dengan range nilai investasi tertentu yang berhak mendapatkan fasilitas insentif untuk range waktu tertentu pula. 

Adanya skema range untuk jangka waktu pemberian fasilitas Tax Holiday ini yang kerap menjadi masalah, menurut Rosan. 

“Misalnya ada yang investasi Rp 1 triliun, lalu mereka bingung mendapatkan jangka waktu Tax Holiday berapa lama karena (di aturan) ada bracketnya 5-15 tahun. Belum lagi multitafsir dari pihak ditjen pajaknya,” tutur Rosan. 

Baca Juga: Kembangkan KEK, pemerintah perpanjang kerja sama dengan Kadin

Dari sisi aturan, lanjutnya, pemerintah memang telah menetapkan kriteria yang tercantum jelas dalam PP 96/2015. Namun keluhan-keluhan demikian umumnya baru terlihat dan terdeteksi saat investor benar-benar ingin masuk dan memproses prosedurnya di lapangan. 

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Kawasan Ekonomi Sanny Iskandar menambahkan, pemerintah harus segera menetapkan revisi peraturan tersebut untuk memberi kepastian.

Lantas, para investor yang selama ini masih menunggu pun bisa segera mendapat kejelasan dan menyatakan komitmen investasinya di KEK. 

Baca Juga: Pemprov berharap Banten segera bangkit, investor tanamkan modalnya, dan turis datang

“Supaya dalam pelaksanaan investor tidak mengalami kesulitan khususnya dalam insentif fiskal. Jadi kita harapkan penetapan insentif fiskal diberikan dari awal sehingga investasi yang masuk betul-betul yakin akan dapat,” ujar Sanny. 

Persoalan multitafsir peraturan dan hambatan dalam memperoleh insentif fiskal, lanjut Sanny, hanya akan menimbulkan kekecewaan pada para pelaku usaha dan investor. Imbasnya, investor-investor lain yang potensial pun enggan menanamkan modal di KEK. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×