Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto
Aset alokasi per 31 Desember 2020 meliputi, Surat Utang 64%, Saham 17%, Deposito 10%, Reksadana 8%, dan Investasi langsung 1%.
Kemudian, terkait mitra kerja untuk investasi pada instrumen Saham dan Reksadana harus melalui penilaian scoring internal, dengan indikator kuantitatif yang meliputi permodalan, likuiditas, rentabilitas, net profit margin, AUM, market share, skor reksadana dan aktivitas transaksi dan kualitatif yang meliputi komitmen, kredibilitas, reputasi baik, riset kuat, pengalaman, update informasi fundamental.
Baca Juga: Disidik Kejaksaan Agung, begini respons BP Jamsostek soal strategi investasi
“Mitra investasi yang bekerjasama dengan BP Jamsostek juga dipastikan merupakan yang terbaik dan terbesar di kelasnya, seperti Manajer Investasi dengan dana kelolaan minimal Rp1,5 Triliun (tidak termasuk discretionary fund, RDPT dan reksadana dalam mata uang asing) dan sudah berpengalaman minimal 5 tahun,” ujar Utoh.
Sebagai informasi, per 31 Desember 2020, sebanyak 98% dari portofolio Saham BP Jamsostek ditempatkan pada saham LQ45, sehingga kualitas aset saham sangat baik.
Penempatan pada instrumen Reksadana juga berdasarkan pada underlying asset yang memiliki fundamental kuat dan likuiditas baik. Sehingga pengelolaan dana BP Jamsostek tidak pernah mengalami kendala likuiditas dan selalu mampu memenuhi kewajiban klaim kepada peserta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News