kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.351.000   3.000   0,13%
  • USD/IDR 16.747   21,00   0,13%
  • IDX 8.417   46,45   0,55%
  • KOMPAS100 1.166   6,42   0,55%
  • LQ45 850   5,80   0,69%
  • ISSI 294   1,08   0,37%
  • IDX30 445   1,55   0,35%
  • IDXHIDIV20 514   5,58   1,10%
  • IDX80 131   0,59   0,45%
  • IDXV30 137   0,45   0,33%
  • IDXQ30 142   1,41   1,00%

Dua Proyek INA di Sumatra Diproyeksi Tambah Rp 482 Triliun Terhadap PDB


Senin, 17 November 2025 / 19:12 WIB
Dua Proyek INA di Sumatra Diproyeksi Tambah Rp 482 Triliun Terhadap PDB
ILUSTRASI. Sejumlah kendaraan melintas di Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) Ruas Bakauheni-Terbanggi Besar di Desa Sabahbalau, Lampung Selatan, Jumat (7/5/2021). Dua proyek investasi besar Indonesia Investment Authority (INA) di Sumatra diperkirakan berikan kontribusi signifikan pada perekonomian nasional.


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO/ID - JAKARTA. Dua proyek investasi besar Indonesia Investment Authority (INA) di Sumatra diperkirakan akan memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional, menurut studi Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM), Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI).

Dua proyek yang dianalisis adalah ruas Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) Bakauheni-Terbanggi Besar (BTB) di Lampung dan Pelabuhan Internasional Belawan New Container Terminal (BNCT) di Sumatra Utara.

Proyek Jalan Tol BTB, yang menghubungkan Bakauheni dan Lampung Tengah, diproyeksikan memberikan kontribusi sekitar Rp 400 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Baca Juga: Kebut Investasi di Akhir 2025, INA Pasang Target Investasi Rp 16 Triliun pada 2026

Selain itu, tol ini berpotensi menciptakan sekitar 20.000 lapangan kerja setiap tahun selama masa konsesinya dari 2015 hingga 2067.

Wakil Direktur Riset LPEM FEB UI, Jahen F. Rezki, mengatakan proyek BTB memiliki Rasio Manfaat-Biaya Ekonomi (Economic Benefit-Cost Ratio/EBCR) sebesar Rp 2,59.

“Artinya, setiap Rp 1 yang diinvestasikan menghasilkan nilai ekonomi sebesar Rp 2,59,” ujar Jahen di Jakarta, Senin (17/11/2025).

Di sektor logistik, proyek BNCT yang berada di sepanjang Selat Malaka dan bertujuan meningkatkan kapasitas dari 600.000 TEUs menjadi 1,4 juta TEUs, diperkirakan memberi nilai tambah sekitar Rp 82 triliun bagi perekonomian nasional hingga tahun 2072.

Dengan demikian, total nilai tambah ekonomi yang diproyeksikan dari kedua proyek tersebut mencapai Rp 482 triliun sepanjang masa konsesi.

Baca Juga: Kementerian PUPR Tawarkan Proyek KPBU Total Nilainya Rp 83 Triliun, Ini Daftarnya

Ketua Dewan Direktur INA, Ridha Wirakusumah, menekankan bahwa temuan ini menunjukkan efektivitas investasi jangka panjang yang dijalankan INA bersama mitra global, termasuk ADIA, APG, dan DP World.

Kemitraan tersebut telah menciptakan efek pemicu perubahan (catalytic effect) yang mendorong pertumbuhan ekonomi dan sosial.

“Laporan ini menunjukkan bagaimana kemitraan investasi strategis jangka panjang mampu mengubah modal menjadi nilai ekonomi dan sosial yang berkelanjutan. Dampaknya bahkan bisa melampaui angka di neraca keuangan,” kata Ridha.

Selain dampak ekonomi, proyek BTB juga berhasil memangkas waktu tempuh Bakauheni–Bandar Lampung dari lima jam menjadi dua jam, dengan potensi penghematan biaya lebih dari Rp 170 triliun.

Baca Juga: Kementerian PUPR Tawarkan Proyek KPBU Total Nilainya Rp 83 Triliun, Ini Daftarnya

Sementara itu, revitalisasi BNCT diperkirakan menghemat biaya hingga Rp 60 triliun melalui efisiensi waktu dan penurunan biaya penanganan terminal.

Selanjutnya: Sejumlah Emiten Gelar Aksi Private Placement, Simak Rekomendasi Sahamnya

Menarik Dibaca: Panorama Jalur Jakarta-Bandung jadi Daya Tarik, Pelanggan KA Parahyangan Naik 41,75%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×