Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Perkara hukum mantan Hakim Pengadilan Tinggi Jawa Barat, Pasti Serefina Sinaga dan mantan hakim ad hoc Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Bandung, Ramlan Comel, segera diadili. Berkas perkara dua mantan hakim yang menjadi tersangka kasus suap penanganan perkara korupsi bantuan sosial di Pemerintah Kota Bandung tersebut dinyatakan lengkap (P21).
"Berkas perkara PSS (Pasti Serefina Sinaga) sudah P21. RC (Ramlan Comel) juga," kata Kepala Bagian Pemberitaan dan Publikasi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Priharsa Nugraha melalui pesan singkat, Selasa (23/9).
Dengan demikian, penyidik KPK memiliki kesempatan waktu 14 hari untuk melimpahkan berkas perkara keduanya ke tahap penuntutan atau pengadilan.
Lebih lanjut Priharsa memastikan, perkara Pasti dan Ramlan akan diadili di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Bandung, Jawa Barat. Bersamaan dengan peningkatan perkara tersebut ke tahap dua, hari ini KPK juga memindahkan Pasti dan Ramlan ke Lembaga Pemasyarakatan (LP) Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat.
Sementara itu, Pasti sendiri sudah keluar dari Gedung KPK sekitar pukul 10.49 WIB. Pasti pun membenarkan bahwa berkas berkaranya telah sudah P21. "Iya, iya," ungkapnya. Berselang lima menit kemudian, Ramlan juga keluar keluar dari Gedung KPK. Kendati demikian, Ramlan hanya tersenyum tak memberikan komentar apapun.
KPK menetapkan Pasti dan Ramlan sebagai tersangka kasus ini pada Maret 2014 lalu. Pasti disangka melanggar Pasal 12 huruf a atau c atau Pasal 6 ayat 2 atau Pasal 5 ayat 2 atau Pasal 11 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.
Sementara Ramlan disangka melanggar Pasal 12 huruf a atau b atau c, atau Pasal 6 ayat 1, atau Pasal 5 ayat 2 atau Pasal 11 dalam undang-undang yang sama. Keduanya terancam hukuman maksimal 20 tahun penjara ditambah denda paling banyak Rp 1 miliar.
Dalam kasus ini, Pasti dan Ramlan diduga turut menerima suap terkait penanganan perkara korupsi bansos Pemkot Bandung. Adapun penetapan keduanya sebagai tersangka merupakan hasil pengembangan kasus yang sama yang sebelumnya menjerat mantan Wali Kota Bandung Dada Rosada, orang dekat Dada yang bernama Toto Hutagalung, dan hakim Pengadilan Negeri Bandung Setyabudi Tedjocahyono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News