kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

DPR minta pembelian tank Leopard dibatalkan


Jumat, 20 Januari 2012 / 11:13 WIB
DPR minta pembelian tank Leopard dibatalkan
ILUSTRASI. Kepala BPS Suhariyanto . Foto: Dok BPS.


Reporter: Eka Saputra | Editor: Edy Can

JAKARTA. Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso meminta pemerintah membatalkan pembelian tank Leopard dari Belanda. Dia beralasan, pembelian tersebut kurang melibatkan DPR dan juga mendapat penolakan dari parlemen Belanda.

Priyo menuding Kementerian Pertahanan seringkali menyampaikan prioritas pengadaan senjata dan alat tempur secara sepihak. Menurutnya, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro tiak membicarakan rencana strategis itu kepada DPR. "Karena itu sebagai Wakil Ketua Bidang Koordinator Politik dan Keamanan, saya bisa mengerti kegusaran Komisi I DPR," tegasnya, Jumat (20/1).

Komisi I DPR belum menyetujui rencana pembelian 100 unit tank Leopard bekas dari Belanda. Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq beralasan masih menunggu hasil kunjungan tim DPR ke Belanda. Menurutnya, paling cepat, keputusan baru bisa diambil bulan Februari mendatang.

Selain itu, Priyo mendengar parlemen Belanda ternyata menolak penjualan tank ke Indonesia. Alasannya, pemerintah Indonesia masih kerap melakukan pelanggaran hak asasi manusia.

Priyo menilai alasan parlemen Belanda tersebut tidak bisa dibenarkan. Dia mempertanyakan sikap parlemen Belanda tersebut. "Negara Eropa lain, dan Amerika sudah menghargai kita, kok mereka masih kebayang pikiran inlander. Ini makin menambah luka kita seharusnya penjajahan Belanda dengan pembunuhannya patut dilaporkan dalam Pengadilan Tinggi HAM," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×