CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.343.000   21.000   0,90%
  • USD/IDR 16.729   -36,00   -0,21%
  • IDX 8.407   44,65   0,53%
  • KOMPAS100 1.165   5,83   0,50%
  • LQ45 849   5,46   0,65%
  • ISSI 293   1,52   0,52%
  • IDX30 443   2,43   0,55%
  • IDXHIDIV20 514   3,54   0,69%
  • IDX80 131   0,83   0,64%
  • IDXV30 136   0,12   0,09%
  • IDXQ30 142   1,06   0,76%

Pembelian tank Leopard rumit karena terlalu banyak kepentingan


Kamis, 19 Januari 2012 / 11:22 WIB
Pembelian tank Leopard rumit karena terlalu banyak kepentingan
ILUSTRASI. Kendaraan lapis baja militer Myanmar berkendara melewati sebuah jalan, setelah mereka mengambil kekuasaan dalam sebuah kudeta, di Mandalay, Myanmar, Selasa (2/2/2021).


Reporter: Eka Saputra | Editor: Test Test

JAKARTA. Rencana pembelian tank Leopard dari Belanda menjadi rumit karena terlalu banyak kepentingan yang bermain. Hal itu diungkapkan Wakil Ketua DPR Pramono Anung, Kamis (19/1).

“Sepertinya internal pemerintah pun belum solid dalam hal ini, jadi merembet ke DPR. Sebenarnya kan bisa sederhana, untuk membeli tank kalau harga dianggap terlalu mahal, bisa dilakukan perbandingan. DPR bisa cek langsung,” ujarnya.

Ia mengakui saat ini Tentara Nasional Indonesia (TNI) membutuhkan persenjataan yang lebih kuat. Namun menurutnya tiap pengadaan alutsista (alat utama sistem senjata) harus dilakukan secara terbuka dan jangan hanya lewat satu produsen saja dan harus ada perbandingan.

Malah menurutnya, pemerintah harus memiliki keinginan politik menggenjot industri alutsista dalam negeri. “Lebih bagus lagi kalau industri dalam negeri bisa didorong membuat sendiri. Ini sebenarnya harus jadi gerakan nasional,” imbuhnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Leopard merupakan tank bekas dari Belanda. Rencananya pemerintah akan membeli 100 unit tank dengan total harga US$ 280 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×