kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.179   21,00   0,13%
  • IDX 7.058   73,96   1,06%
  • KOMPAS100 1.054   13,96   1,34%
  • LQ45 829   11,79   1,44%
  • ISSI 213   1,14   0,54%
  • IDX30 423   7,19   1,73%
  • IDXHIDIV20 510   7,90   1,57%
  • IDX80 120   1,68   1,41%
  • IDXV30 125   0,79   0,63%
  • IDXQ30 141   2,08   1,50%

DPR menerima usulan pagu indikatif BP Batam 2020 sebesar Rp 2,22 triliun


Rabu, 19 Juni 2019 / 18:22 WIB
DPR menerima usulan pagu indikatif BP Batam 2020 sebesar Rp 2,22 triliun


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komisi VI DPR RI menerima usulan pagu indikatif anggaran Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas batam (BP Batam) 2020 sebesar Rp 2,22 triliun. Angka tersebut sesuai dengan Surat Bersama Menteri Keuangan Nomor S-338/MK.02/2019 dan Kepala Bappenas Nomor B-241/M.PPN/D.8/KU.01.01/04/2019.

Kepala BP Batam Edy Putra Irawady mengatakan, pihaknya menyambut positif sikap Komisi VI DPR RI yang menerima usulan pagu indikatif tersebut.

"Anggaran saya happy. Artinya  (anggaran) saya naik sekitar 20% dari Rp 1,8 triliun naik ke Rp 2,22 triliun. Jelas ditugaskan hanya Batam dan Jawa Tengah yang dikejar untuk perang dagang. Hanya Batam yang bisa mengejar sunset industry,"jelas Edy ditemui usai rapat kerja bersama Komisi VI DPR.

Secara rinci pagu indikatif tersebut digunakan untuk program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya BP Batam sebesar Rp 919,1 miliar serta program pengelolaan dan penyelenggaraan kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas Batam, sebesar Rp 1,3 triliun.

Program pengelolaan dan penyelenggaraan kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas Batam terdiri dari Rp 527 miliar rupiah murni, Rp 556,6 miliar dari PNBP Badan Layanan Umum, dan Rp 188,8 miliar dari pinjaman luar negeri.

"Saya senang dapat tambahan untuk infrastruktur. Kenapa? karena infrastruktur kami lemah, daya dukung lemah, pelabuhan kami lemah," jelasnya.

Edy menjelaskan, nantinya rupiah murni akan digunakan untuk melanjutkan pengembangan bandara Hang Nadim dan pelabuhan laut sebagai hub distribusi serta dana pendamping proyek bantuan luar negeri The Development of Sewerage System in Batam Island.

Sementara itu, dana pinjaman luar negeri digunakan untuk pembangunan sistem pengolahan limbah domestik Batam yang ditargetkan selesai tahun depan. Sedangkan dari BLU/PNBP digunakan untuk membiayai belanja operasional pegawai dan pemeliharaan serta sebagian untuk belanja modal infrastruktur.

Tahun depan, Edy menyampaikan bahwa BP Batam menargetkan investasi Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar US$ 900 juta dengan penambahan tenaga kerja sekitar 10.000 orang serta peningkatan jumlah penerimaan PNBP diperoleh 25% dari tahun 2019.

Target investasi tersebut difokuskan pada industri manufaktur seperti smartphone dan teknologi informasi, industri jasa seperti maintenance dan overhaul (MRO) pesawat dan kapal, shipyard dan shipbuilding, pengembangan jasa kesehatan dan pendidikan internasional serta financial services.

Kemudian logistic hub seperti transhipment, e-commerce, warehouse, dan infrastructure link serta pariwisata yang fokus pada penciptaan objek wisata dan pengembangan industri kreatif. Untuk mencapai target tersebut, pihaknya akan memperbaiki OSS di Batam serta meningkatkan kualitas pelayanan di Batam yang menarik minat para investor.

Adapun, hingga Mei 2019 BP Batam telah menyerap anggaran sebesar Rp 377,21 miliar dari total anggaran Rp 1,82 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×