Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Uji kelayakan dan kepatutan calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah rampung di Komisi III. Namun, sampai saat ini, masing-masing fraksi di Komisi III masih belum mau memperlihatkan dukungannya pada calon pimpinan KPK tertentu.
"Ini karena baru selesai uji kelayakan dan kepatutan," kata Benny Kabur Harman, Wakil Ketua Komisi III DPR dari Fraksi Demokrat, Rabu (16/12).
Benny menilai, sepuluh calon yang diuji pantas menjadi pimpinan KPK. Alasannya, mereka mempunyai pengetahuan yang luas terkait pemberantasan korupsi.
Selain itu, Benny menilai kebanyakan capim KPK lebih fokus dalam hal pencegahan. Hal ini terlihat dari hasil uji kelayakan dan kepatutan yang dilakukan selama tiga hari.
Dwi Arini, anggota Komisi III Fraksi PDIP juga mengaku belum mengusulkan nama pimpinan KPK. "Kami akan rapatkan di fraksi," katanya.
Dwi menambahkan, senang dengan capim KPK saat ini karena ada perempuan yang lolos seleksi. Dan menurutnya, Komisioner KPK memang perlu diduduki oleh seorang perempuan. Asal tahu saja, Basaria Panjaitan merupakan satu-satunya capim KPK perempuan yang lolos seleksi.
Nasir Jamil Politikus PKS pun mengaku bila saat ini fraksinya juga belum menentukan siapa calon pimpinan KPk yang bakal didukung dalam rapat pleno besok.
Berbeda dengan Aziz Syamsuddin Politikus Golkar, dia menyatakan bila sudah ada pandangan pada beberapa nama capim KPK yang mereka akan usung. "Beberapa nama sudah ada, nanti kita akan umumkan pada Kamis (17/12)," jelasnya.
Sekedar informasi, hari ini, Komisi III DPR RI telah menyelesaikan uji kelayakan dan kepatutan dari 10 capim KPK. Sekarang, perwakilan fraksi diminta untuk berkomunikasi dalam menentukan siapa yang pantas menjadi pimpinan KPK.
Bila tidak berubah, Komisi III bakal menggelar rapat pleno untuk menentukan nama pimpinan KPK yang baru besok. Rencananya, mereka akan menggunakan cara musyawarah mufakat untuk memilih nama pimpinan baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News