Reporter: Abdul Basith | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) akan melakukan pembahasan terkait kerangka ekonomi makro pada masa sidang V tahun sidang 2018-2019. Selain kerangka ekonomi makro, pembahasan juga akan melihat pokok kebijakan fiskal 2020. Hal itu dilakukan guna menjalankan fungsi DPR dalam bidang anggaran.
"DPR berharap agar pembahasan ini akan menghasilkan asumsi dasar ekonomi makro yang mendekati kondisi riil perekonomian saat ini," ujar Ketua DPR Bambang Soesatyo saat menyampaikan pidato pembukaan masa sidang V tahun sidang 2018-2019, Rabu (8/5).
Pembahasan itu nantinya akan digunakan sebagai landasan dalam menyusun asumsi dasar perhitungan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) tahun 2020.
Sebelumnya pemerintah juga tekah melakukan penghitungan asumsi dasar makro. Hal itu diungkapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani saat rapat di istana kepresidenan Bogor bulan lalu.
Sri Mulyani bilang, pemerintah asumsikan pertumbuhan ekonomi 5,6%. Inflasi juga masih optimis dapat terjaga pada angka 2% hingga 4%. Sedangkan suku bunga pada APBN 2020 diasumsikan sebesar 5% hingga 5,3%. Pemerintah akan menggunakan rentang yang besar untuk menentukan nilai tukar rupiah.
Asumsi harga minyak diungkapkan Sri sebesar US$ 60 hingga US$ 70 per barel. Lifting minyak dan gas diperkirakan masih setara dengan yang selama ini diproduksi. Melihat angka tersebut Sri juga menjabarkan komponen penggerak pertumbuhan ekonomi. Konsumsi diperkirakan akan berada pada angka 5,2%.
Sementara investasi diperkirakan akan tumbuh mendekati angka pertumbuhan ekonomi sebesar 5,6%. Namun, diharapkan pertumbuhan investasi dapat mendekati angka 7,5%. Ekspor dinilai Sri Mulyani masih memiliki momentum untuk tumbuh sebesar 7%. Sedangkan angka impor masih dipercaya akan tetap terjaga sebesar 6%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News