kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dorong pertumbuhan ekonomi kuartal II, pertumbuhan investasi diproyeksi naik


Jumat, 03 Agustus 2018 / 20:19 WIB
Dorong pertumbuhan ekonomi kuartal II, pertumbuhan investasi diproyeksi naik
ILUSTRASI. Antisipasi Perlambatan Ekonomi


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2018 diproyeksi lebih tinggi ketimbang kuartal I-2018. Selain karena faktor musiman di mana biasanya pertumbuhan kuartal II lebih besar dari kuartal I, investasi pun diperkirakan akan menjadi pendorong perekonomian pada kuartal II tahun ini.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, peningkatan laju investasi tercermin dari peningkatan laju impor non-migas khususnya impor barang modal dan bahan baku.

“Peningkatan investasi bangunan juga diperkirakan masih meningkat seiring dengan penyelesaian proyek-proyek infrastruktur secara nasional,” kata Josua kepada Kontan.co.id, Jumat (3/8).

Jadi, secara keseluruhan, ia memproyeksi, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II diperkirakan meningkat dibandingkan kuartal I tahun ini, yakni mencapai 5,15% yoy dari kuartal sebelumnya yang tercatat 5,06% yoy.

Ekonom BCA David Sumual juga mengatakan, investasi akan sedikit lebih baik pada semester I-2018 ini. Meskipun pertumbuhannya pada kuartal II diproyeksi lebih kecil ketimbang kuartal I yang 7%. “Kuartal II ini hanya sekitar 6%,” jelasnya.

Eric Sugandi, Project Consultant Asian Development Bank (ADB) Institute menyatakan, investasi dan ekspor juga mendukung pertumbuhan ekonomi kuartal II-2018. Namun demikian, net ekspor, mungkin akan negatif karena impor tumbuh lebih cepat.

Oleh karena itu, Eric melihat, pertumbuhan ekonomi kuartal II-2018 yang ia prediksi sebesar 5,2% akan lebih didorong mesin utama pertumbuhan dan kontributor utama, yakni konsumsi rumah tangga, dan ini dipengaruhi oleh faktor seasonal Ramadan. Meskipun pertumbuhan konsumsi sendiri hanya diperkirakan sebesar 5,0% yoy.

“Daya beli mulai berangsur pulih, tapi konsumsi belum tumbuh cepat. Walaupun ada tambahan konsumsi selama Ramadan, rumah tangga kelas menengah dan atas mungkin masih menahan konsumsi dan menyimpan uangnya untuk berjaga-jaga,” ucapnya.

Di sisi lain, ia melihat, pengeluaran pemerintah tumbuh juga karena spending bansos dan THR. LPNRT juga bisa tumbuh kuat karena pilkada, namun kontribusi terhadap PDB dan pertumbuhan sangat kecil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×