Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA - Pemerintah tengah mendorong penyelesaian perpanjangan Generalized System of Preference (GSP) untuk mendongkrak ekspor ke Amerika Serikat (AS). Fasilitas kemudahan ekspor tersebut diharapkan tuntas dalam waktu dekat.
Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga menilai, GSP sangat penting karena dengan skema ini Indonesia mendapatkan pengurangan tarif sehingga diharapkan mendorong volume ekspor.
“Dampaknya cukup baik. Berdasarkan data kami, pada 2018 nilai ekspor Indonesia dari pos tarif yang mendapatkan fasilitas GSP naik 10% dari US$1,9 miliar menjadi US$2,2 miliar. Pada tahun lalu meningkat lagi hingga lebih dari US$ 2,5 miliar,” kata Jerry dalam keterangannya, Kamis (23/7).
Baca Juga: Kemendag memastikan IA-CEPA tak hanya soal perdagangan barang
Jerry mengakui masih ada hambatan dalam percepatan perundingan GSP. Salah satunya permintaan AS agar Indonesia mengubah kebijakan data transaksi dagang dan impor hortikultura. Meski begitu, dia yakin hal tersebut bisa diselesaikan dengan baik.
“Ada banyak isu dalam pembahasan GSP ini. Sebagian besar sudah kita selesaikan, tinggal dua itu. Jadi kita optimis yang dua itu juga bisa kita selesaikan," ujarnya.
Upaya penyelesaian isu-isu GSP telah dilakukan secara maraton baik secara internal maupun dengan mitra, dalam hal ini AS. Perundingan sudah digelar sejak akhir 2019.
Seperti diketahui AS, melakukan peninjauan kembali (review) terhadap negara-negara penerima fasilitas GSP, termasuk Indonesia. Perundingan sempat terhambat karena adanya pandemi Covid-19 namun kemudian segera dilanjutkan Kembali.
Baca Juga: Banyak tekanan, Kemendag optimistis prospek minyak sawit tetap cerah
Jerry menekankan perlunya keseimbangan kepentingan pada kedua negara. AS, menurut Jerry, juga berkepentingan dengan banyak produk-produk Indonesia yang mempunyai keunggulan komparatif maupun kompetitif. Mereka ingin produk-produk AS juga lebih mudah masuk ke Indonesia.
“Jadi keuntungannya ada di kedua belah pihak. Bukan hanya adanya kemudahan eksportir Indonesia, tapi sebenarnya Amerika Serikat juga diuntungkan. Produk-produk hortikultura, dairy, kedelai dan lain-lain dari Amerika itu volumenya besar. Dengan GSP ekspor-impor kedua negara akan berjalan lebih baik," tuturnya.
Menurut Jerry, prinsip resiprokal tersebut selalu ditekankan Presiden Joko Widodo dalam setiap perundingan. Indonesia memahami AS ingin mendapatkan keuntungan. Sebaliknya, Indonesia juga ingin keuntungan dari negara mitra.
Baca Juga: Jerry Sambuaga: Perjanjian perdagangan jadi solusi atasi proteksionisme saat krisis
“Prinsip ini sesuai dengan paradigma terbaru perdagangan internasional yang menjunjung tinggi nilai keadilan. Jadi, baik dalam proses, hasil maupun dampaknya harus mencerminkan keadilan itu.” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News