kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.387.000   9.000   0,38%
  • USD/IDR 16.655   -35,00   -0,21%
  • IDX 8.546   -56,26   -0,65%
  • KOMPAS100 1.180   -13,23   -1,11%
  • LQ45 852   -12,74   -1,47%
  • ISSI 302   -1,64   -0,54%
  • IDX30 440   -5,94   -1,33%
  • IDXHIDIV20 508   -7,68   -1,49%
  • IDX80 133   -1,71   -1,28%
  • IDXV30 137   -0,85   -0,62%
  • IDXQ30 140   -2,66   -1,87%

Ditjen Bea Cukai Terancam Dibekukan, Purbaya Ungkap Banyak Permasalahan


Kamis, 27 November 2025 / 18:31 WIB
Ditjen Bea Cukai Terancam Dibekukan, Purbaya Ungkap Banyak Permasalahan
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa meninjau Bea Cukai Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur. Pastikan Pemeriksaan Barang Lebih Efisien. DOK. Kemenkeu. Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa fokus benahi Bea Cukai, atasi under-invoicing dan dugaan beras ilegal di Sabang. Reformasi total DJBC dipercepat.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Ancaman pembekuan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai oleh pemerintah mencuat setelah banyaknya persoalan yang terjadi di lembaga tersebut.

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan sederet persoalan mendesak yang tengah menjadi fokus utama pembenahan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), mulai dari under-invoicing hingga potensi masuknya barang ilegal di sejumlah pelabuhan dan bandara.

Purbaya menyebut, under-invoicing masih menjadi salah satu masalah paling krusial dalam kinerja kepabeanan Indonesia.

Persoalan masalah ini membuat nilai ekspor atau impor tercatat lebih rendah dari seharusnya sehingga berpotensi menggerus penerimaan negara.

Baca Juga: Menkeu Purbaya: Bea Cukai Terancam Dibekukan Presiden Jika Tak Bebenah

“Ada under-invoicing ekspor yang nilainya lebih rendah. Ada juga barang-barang yang illegal masuk yang nggak ketahuan segala macam. Orang kan tuduh katanya Bea Cukai main, segala macam,” kata Purbaya kepada awak media di Kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (27/11/2025).

Purbaya menjelaskan bahwa pemerintah telah menindaklanjuti informasi mengenai selisih antara data perdagangan Indonesia dan China yang kerap menimbulkan kecurigaan publik.

amun, temuan awal menunjukkan selisih tersebut dapat dijelaskan melalui perbedaan jalur perdagangan internasional dan metode pencatatan CIF–FOB.

Katanya ekspor dari China besar, tapi total impor kita nggak sama. Tapi ada jalan yang sebagian barang dari China itu transit dulu ke Singapura baru masuk Indonesia. Kalau cuma lihat satu sisi pakai UN Comtrade itu nggak pas,” ujarnya.

Baca Juga: Bea Cukai Siapkan Aturan Baru, Kuota Pasar Domestik Kawasan Berikat Dipangkas

Menurutnya, setelah seluruh alur perdagangan digabungkan, perbedaan data tidak signifikan dan hanya disebabkan perbedaan sistem pencatatan. Meski begitu, ia memastikan investigasi tetap dilanjutkan.

“Kita akan investigasi. Untuk semua jenis ekspor, apakah seperti itu? Atau apakah ada penggelapan? Ini masih kita kerjakan manual. Nggak lama lagi akan kita kerjakan pakai AI, jadi akan lebih cepat,” kata Purbaya.




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×