Reporter: Agus Triyono | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Terpilihnya Setya Novanto menjadi Ketua Umum Partai Golkar diperkirakan akan menjadi malapetaka bagi partai berlambang pohon beringin tersebut.
Henry Subiakto, Guru Besar Komunikasi Politik Universitas Airlangga mengatakan, setidaknya akan ada dua petaka besar yang akan terjadi pada Golkar setelah terpilihnya Setya Novanto.
Pertama, yang akan terjadi pada perolehan suara mereka pada pemilu. Henry mengatakan, status, rekam jejak, dan juga deretan kasus yang diduga melibatkan Setya Novanto akan mempengaruhi persepsi masyarakat pemilih terhadap Golkar ke depan.
Pengaruh tersebut, utamanya akan terjadi pada golongan pemilih muda yang saat ini tingkat rasionalitasnya tinggi dan cenderung melek informasi.
"Saya punya keyakinan karena saya yang orang tua yang permisif susah menerima partai besar dipimpin orang yang bermasalah, apalagi yang muda," katanya kepada KONTAN, Selasa (17/5).
Petaka kedua berkaitan dengan hubungan Partai Golkar dengan pemerintah. Henry mengatakan, keadaan Setya Novanto yang saat ini mempunya banyak masalah, salah satunya di bidang hukum, akan membuat pemerintah lebih mudah dalam memanfaatkan Golkar untuk mendukung setiap kebijakan yang mereka ambil.
"Memilih Setnov ini sama saja Gokar beri leher ke pemerintah, kalau tidak dukung, dia punya banyak masalah, Kejaksaan Agung bisa gerak, ini bahayakan Golkar," katanya.
Setya Novanto dalam proses pemilihan ketua umum Partai Golkar yang digelar di Bali Selasa (17/5) malam akhirnya terpilih menjadi ketua umum Partai Golkar periode 2014-2019. Dia memperoleh 277 suara. Suara ini jauh di atas perolehan suara calon ketua umum Partai Golkar dengan suara terbanyak nomor dua, Ade Komarudin yang hanya mendapat 173 suara.
Presiden Jokowi menyatakan menghormati hasil pemilihan ketua umum Partai Golkar. Walaupun hasil pemilihan ketua umum tersebut akhirnya dimenangkan oleh Setya Novanto, mantan Ketua DPR yang diduga telah mencatut namanya dalam meminta jatah saham PT Freeport Indonesia dalam perpanjangan kontrak karya perusahaan asal Amerika, Jokowi menyatakan, tetap menghormati hasil tersebut.
"Itu kan wilayah Partai Golkar, siapapun yang terpilih sudah menjadi pilihan yang memiliki hak suara di Golkar ya itu harus dihormati," katanya dalam sebuah rekaman suara yang dikeluarkan oleh Biro Pers Istana Selasa (17/5).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News