kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.849   63,00   0,40%
  • IDX 7.162   0,64   0,01%
  • KOMPAS100 1.096   2,00   0,18%
  • LQ45 871   -0,64   -0,07%
  • ISSI 217   0,83   0,38%
  • IDX30 445   -1,15   -0,26%
  • IDXHIDIV20 538   -2,37   -0,44%
  • IDX80 126   0,23   0,18%
  • IDXV30 135   -0,38   -0,28%
  • IDXQ30 148   -0,60   -0,40%

Di WEF, Jokowi Usul Ada Badan Kerjasama Khusus Pendanaan Infrastruktur Kesehatan


Kamis, 20 Januari 2022 / 19:53 WIB
Di WEF, Jokowi Usul Ada Badan Kerjasama Khusus Pendanaan Infrastruktur Kesehatan
ILUSTRASI. Presiden Jokowi mengusulkan pembentukan badan kerja sama khusus pendanaan infrastruktur kesehatan di WEF.


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, kondisi pandemi Covid-19 saat ini menunjukkan rapuhnya ketahanan kesehatan global di semua negara. Meski saat ini sudah ada kolaborasi global dalam menangani pandemi, namun langkah tersebut hanyalah solusi sesaat.

Menurut Jokowi, seluruh negara melakukan penguatan sistem kesehatan dalam menghadapi potensi munculnya pandemi di masa mendatang.

"Kerjasama seperti COVAX Facility hanyalah solusi sesaat, dan juga peran WHO belum mencakupi banyak hal strategis bagi kehidupan dunia," ujarnya dalam Forum Perekonomian Dunia (World Economic Forum) yang disiarkan kanal Sekretariat Presiden, Kamis (20/1).

Ke depan, dunia membutuhkan solusi yang permanen agar mampu menghadapi permasalah kesehatan yang tidak terduga.

Baca Juga: Setelah UU Disahkan, Jokowi Akan Pilih Kepala Otorita Ibu Kota Baru, Ini Calonnya

Jokowi menuturkan akan memperjuangkan penguatan arsitektur sistem ketahanan kesehatan dunia. Dalam mendukung penguatan arsitektur sistem ketahanan kesehatan global, Jokowi mengusulkan pembentukan badan kerja sama khusus pendanaan infrastruktur kesehatan.

"Sebuah badan dunia semacam IMF kalau di sektor keuangan yang bertugas untuk menggalang sumber daya kesehatan dunia, antara lain untuk pembiayaan darurat kesehatan dunia, pembelian vaksin, pembelian obat-obatan, pembelian alat kesehatan," ujarnya.

Selain itu, juga diperlukan perumuskan standar protokol kesehatan global yang mengatur perjalanan lintas batas negara agar standar protokol kesehatan di semua negara bisa sama. Serta memberdayakan negara berkembang dalam hal kapasitas manufaktur lokal antara lain pengelolaan hak paten akses terhadap teknologi, investasi di alat kesehatan dan obat-obatan dan lainnya.

Jokowi menyebut untuk mencapai penguatan sistem kesehatan global diperlukan biaya yang besar. Namun biaya tersebut kecil nilainya jika dibandingkan dengan kerugian yang muncul akibat adanya krisis dari pandemi Covid-19.

"Seharusnya negara maju tidak keberatan untuk mendukung inisiasi bersama ini. Dan tentu saja G20 akan sangat berperan sekali dalam menggerakkan pembangunan arsitektur ketahanan kesehatan global ini. Artinya dibutuhkan sebuah kesepakatan bersama di G20 terlebih dahulu," kata Jokowi.

Baca Juga: Jokowi Ingatkan Pengawasan OJK Tak Boleh Kendur di Masa Pandemi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×