Reporter: Dwi Nur Oktaviani |
JAKARTA. Ketua DPP bidang Pemuda dan Olahraga Demokrat, Gede Pasek Suardika, menyatakan saat ini keberadaan Mantan Bendahara Umum Demokrat, Muhammad Nazaruddin, di Partai Demokrat tengah dievaluasi. Evaluasi dilakukan karena partai menganggap Nazaruddin tidak menunjukkan loyalitasnya sebagai anggota partai. Apalagi, sambungnya, Nazaruddin telah menyebarkan fitnah terhadap sejumlah kader Demokrat.
Bukan hanya itu Gede juga bilang kalau evaluasi itu bisa berujung pada hengkangnya Nazaruddin dari partai yang sedang berkuasa tersebut.
"Kalau begini terus, untuk memecat seseorang ada aturan di ADRT. Prosesnya sedang mengarah ke sana (pemecatan). Ini akan kita dorong cepat. Kami dorong lebih cepat tapi sekedar regulasi. Loyalitas partai sudah tidak ada, tidak menjalankan aktivitas sebagai anggota DPR. Termasuk mengeluarkan BBM fitnah yang bukan dibangun di karakter Partai Demokrat, bersih cerdas santun. Tidak layak lagi di politik," ujar Gede di DPR, Rabu (6/7).
Di tempat yang berbeda, Ketua DPP Bidang Komunikasi dan Informatika itu juga bilang kalau Nazaruddin tidak kembali ke Indonesia, maka ia harus dipecat dari DPR.
"Kalau tidak kembali harus juga dipecat dari DPR," kata Ruhut. Sedangkan, terkait pemecatan Nazaruddin dari Demokrat, Ruhut mengaku masih menunggu hasil kerja kepolisian.
"Akan kami tunggu hingga ada red notice, saat ini kepolisian masih bekerja. Menurut Kemenlu, dia tidak di Singapura lagi, paling tidak akan jauh dan bisa di sekitar Kuala Lumpur," tutupnya.
Seperti yang diketahui, Nazaruddin saat ini menjadi tersangka dugaan suap untuk pembangunan Wisma Atlet SEA Games, Kemenpora. Nazaruddin juga sudah buka suara terkait beberapa elite Demokrat yang katanya terlibat kasus Kemepora. Ia menyebut nama Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum, Menteri Pemuda Olahraga Andi Mallarangeng, Politisi Demokrat Angelina Sondakh, Mirwan Amir dan Mahyuddin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News