kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.606.000   15.000   0,94%
  • USD/IDR 16.329   11,00   0,07%
  • IDX 7.254   71,79   1,00%
  • KOMPAS100 1.072   13,58   1,28%
  • LQ45 845   10,91   1,31%
  • ISSI 216   2,99   1,40%
  • IDX30 435   4,73   1,10%
  • IDXHIDIV20 519   6,62   1,29%
  • IDX80 122   1,60   1,32%
  • IDXV30 124   0,36   0,29%
  • IDXQ30 143   1,88   1,33%

Deflasi Terjadi Lima Bulan Beruntun, Ini Kata Ekonom


Selasa, 01 Oktober 2024 / 18:23 WIB
Deflasi Terjadi Lima Bulan Beruntun, Ini Kata Ekonom
ILUSTRASI. Kembali terjadi deflasi sebesar 0,12% pada September 2024


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2024 mengalami deflasi sebesar 0,12% secara bulanan atau month to month (mtm). Deflasi tahun ini sudah terjadi selama lima bulan beruntun atau sejak Mei 2024.

Lantas, apakah deflasi lima bulan beruntun ini pertanda buruk bagi perekonomian?

Staf Bidang Ekonomi, Industri, dan Global Markets dari Bank Maybank Indonesia Myrdal Gunarto menilai, deflasi selama lima bulan beruntun ini bukan merupakan pertanda buruk bagi perekonomian. Sebab deflasi lebih disebabkan pada harga barang yang terkendali atau turun, khususnya untuk kategori makanan.

“Karena kalau kita lihat, beberapa komoditas, dan biaya pendidikan kan masih naik. Jadi sebenarnya masih welcome sih sama kondisi (ekonomi) ini,” tutur Myrdal kepada Kontan, Senin (1/10).

Myrdal menilai, dengan kondisi harga pangan yang terkendali, artinya pemerintah bisa menjaga pasokan pangan. Di samping itu, dampak dari melimpahnya pasokan pertanian juga berdampak baik pada stabilitas harga.

Dan di sisi yang lain, Myrdal mencatat kondisi  harga minyak dunia juga sedang turun, tren nilai tukar rupiah cenderung menguat, dan  harga BBM non-subsidi juga turun. Hal ini juga menjadi salah satu faktor pendorong terjadinya deflasi.

Baca Juga: Manipulasi Data Inflasi Dinilai Berdampak Buruk pada Daya Beli Masyarakat

“Makanya pemerintah juga tidak jadi untuk membatasi konsumsi BBM. Jadi sebenarnya kondisinya menurut saya bagus,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Myrdal memperkirakan, IHK akan kembali mengalami inflasi pada Oktober 2024 ini.  Hal ini sejalan dengan musim hujan yang mulai berlangsung, dan pasokan pangan juga akan kembali normal.

Ia juga memperkirakan, pada Oktober 2024 ini harga pangan akan kembali meningkat dan berlangsung hingga akhir tahun. Meski begitu, inflasi diperkirakan relatif rendah dan akan mulai melonjak pada Desember  2024.

Myrdal memproyeksikan inflasi pada akhir tahun 2024 akan mencapai 2,2%, masih dalam batas sasaran target Bank Indonesia (BI) yakni 2,5% plus minus 1%, dan juga target pemerintah dalam APBN 2024 sebesar 2,8%. 

Selanjutnya: Jakarta Family Walk 2024 Digelar November 2024, Kuatkan Ikatan Keluarga Pasca-Pandemi

Menarik Dibaca: Jakarta Family Walk 2024 Digelar November 2024, Kuatkan Ikatan Keluarga Pasca-Pandemi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×