Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami deflasi selama tiga bulan beruntun yakni pada Mei, Juni, dan Juli 2024.
Pada Juli 2024, Badan Pusat Statistik melaporkan IHK Juli 2024 tercatat deflasi sebesar 0,18% month to month (mtm). Deflasi ini lebih dalam bila dibandingkan Juni 2024 yakni sebesar 0,08% mtm.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan, deflasi terjadi selama tiga bulan berturut-turut karena adanya penurunan harga pangan. Hal ini terbukti dari kelompok volatile food melanjutkan deflasi.
Kelompok volatile food pada Juli 2024 mengalami deflasi sebesar 1,92% mtm, lebih dalam dari deflasi bulan sebelumnya sebesar 0,98% mtm. Secara tahunan, kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 3,63% year on year (yoy), menurun dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 5,96% yoy.
Baca Juga: Ekonom: Harga Pangan Turun Mendorong Terjadinya Deflasi Pada Juli 2024
“Nah, kalau deflasi pangannya turun (secara tahunan), kan tambah sejahtera rakyatnya. Kan pangan itu sebagian besar untuk rakyat, kan?,” tutur Perry dalam konferensi pers KSSK, Jumat (2/8).
Adapun deflasi kelompok volatile food disumbang terutama oleh komoditas bawang merah, tomat dan daging ayam ras. Penurunan harga komoditas pangan didukung oleh peningkatan pasokan seiring dengan berlanjutnya musim panen dan penurunan harga pakan untuk komoditas daging ayam ras.
Ke depan, BI memperkirakan inflasi volatile food tetap akan terkendali didukung oleh sinergi pengendalian inflasi Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.
Adapun secara tidak langsung, Perry menyebut deflasi terjadi secara tiga bulan berturut-turut tidak menunjukkan daya beli masyarakat turun.
Ini terbukti dari kondisi inflasi inti pada Juli 2024 tercatat sebesar 0,18% mtm, lebih tinggi dari inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,10% mtm.
“Dan gerakan naik inflasi inti ini menunjukkan permintaannya naik. Ingat, inflasi inti itu adalah perbedaan antara permintaan dengan pasokannya,” jelasnya.
Meski bergerak naik, namun Perry memastikan bahwa kondisi inflasi inti masih terkendali rendah. Hal ini karena masih berada dibawah level 2,5%.
Untuk diketahui, realisasi inflasi inti tersebut disumbang terutama oleh inflasi komoditas emas perhiasan, kopi bubuk, dan biaya sekolah, seiring dengan berlanjutnya peningkatan harga komoditas global khususnya emas dan dimulainya tahun ajaran baru, di tengah ekspektasi inflasi yang tetap terjangkar dalam sasaran.
Secara tahunan, inflasi inti Juli 2024 tercatat sebesar 1,95% yoy, meningkat dari inflasi inti bulan sebelumnya sebesar 1,90% yoy.
Baca Juga: Deflasi 0,18% pada Juli 2024, Paling Dalam Sejak November 2022
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News