kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45896,74   0,09   0.01%
  • EMAS1.368.000 0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Debat Ketiga, Capres Diminta Rumuskan Strategi Politik Luar Negeri Indonesia ke Depan


Rabu, 03 Januari 2024 / 15:39 WIB
Debat Ketiga, Capres Diminta Rumuskan Strategi Politik Luar Negeri Indonesia ke Depan
ILUSTRASI. Capres nomor urut satu Anies Baswedan (kanan), Capres nomor urut dua Prabowo Subianto (tengah), Capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo (kiri) beradu gagasan dalam debat perdana Capres dan Cawapres 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Selasa (12/12/2023). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/app/YU


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan menyelenggarakan debat ketiga pemilihan presiden (Pilpres) pada 7 Januari 2024. Adapun debat ketiga bertema pertahanan, keamanan, hubungan internasional, dan geopolitik.

Direktur Eksekutif Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri mengatakan, tema pertahanan, keamanan, hubungan internasional, dan geopolitik merupakan tema yang luas dan ada irisan keterkaitan satu dengan lainnya.

CSIS mendorong pembahasan tema pertahanan dan keamanan bukan hanya pembahasan isu pertahanan dan keamanan secara tradisional. Namun, juga mesti dilihat secara komprehensif karena isu ini juga terkait aspek ekonomi, digital, dan aspek – aspek lain yang menjadi bagian dari isu strategis.   

“Isu – isu keamanan baru seperti transnational crime atau juga ciber security, cyber crime perlu juga dibahas dalam debat ketiga ini,” ujar Rizal saat dihubungi Kontan, Rabu (3/1).

Baca Juga: Soal Penyaluran Bansos, PAN Justru Desak Agar Semakin Diperluas

Kemudian, terkait isu hubungan internasional dan geopolitik, CSIS mendorong calon presiden merumuskan strategi politik luar negeri Indonesia ke depan. Pertama, bagaimana strategi capres merespons meningkatnya rivalitas antara berbagai kekuatan dunia. Terutama rivalitas antara Amerika Serikat (AS) dengan Tiongkok yang sekarang ini sudah menguat.

Menurut Rizal, ketika berbicara rivalitas antara dua kekuatan besar ini, tidak hanya membicarakan kekuatan militer mereka. Akan tetapi juga kekuatan ekonomi Amerika Serikat dan Tiongkok yang besar. Serta rivalitas kedua negara dalam bidang teknologi, khususnya risk technology.

Rivalitas tersebut berpotensi mengancam kesatuan dari ASEAN. Namun, sayangnya Indonesia belum mempunyai strategi yang cukup baik untuk merespons berkembangnya rivalitas AS dan Tiongkok.

“Kita harus mempunyai semacam strategi untuk merespons perkembangan tersebut,” ujar Rizal.

Kedua, yang perlu dibahas adalah bagaimana capres merespons berbagai narasi mengenai Global – South dalam meningkatkan peran negara berkembang. Serta respons dari forum internasional seperti forum internasional BRICS (Brazil, Rusia, India, China, dan South Africa).

Baca Juga: Ada Usulan Penyaluran Bansos Ditunda, Jubir TKN: Kasihan Rakyat Kecil

“Apa yang akan Indonesia lakukan terhadap berbagai isu atau narasi tersebut. Ini mungkin bukan secara militer, pertahanan secara tradisional, tetapi ini juga sangat menentukan bagaimana hubungan internasional akan didefinisikan ke depannya, termasuk bagaimana Indonesia bisa mengambil kesempatan dalam hal tersebut,” jelas Rizal.

Dihubungi secara terpisah, Guru Besar Hukum Internasional UI, Hikmahanto Juwana mendorong sepuluh materi masuk menjadi pembahasan dalam debat ketiga pilpres. Antara lain, bagaimana peran Indonesia yang memiliki politik luar negeri bebas aktif dan sebagai middle power dalam kancah geopolitik. Utamanya terkait perang di Ukraina dan Gaza Palestina.




TERBARU
Kontan Academy
Pre-IPO : Explained Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM)

[X]
×