Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
“Nah kalau di Vietnam itu nggak terjadi karena harga akan ditentukan pemerintah. Nah kalau kalau dari segi upah sepertinya masih relatif. Tetapi yang cukup signifikan harga tanah,” kata Eko.
Faktor lain yang membuat Vietnam jauh lebih unggul dalam hal menarik investasi adalah, Vietnam masuk ke dalam global value change di berbagai industri yang ada di dunia. Selain itu, Vietnam juga mempunyai keterikatan dengan China dan Amerika Serikat, dan mampu memanfaatkan posisi tersebut.
Sementara itu, di banyak aspek, Indonesia belum masuk dalam global value change di berbagai industri manufaktur yang penting.
Baca Juga: Analis Kompak Rekomendasikan Beli Saham Mitra Adiperkasa (MAPI), Simak Ulasannya
“Kemarin sudah ada upaya dari presiden untuk memasukan nikel, ini bagian dari global value change kendaraan listrik di AS. Tapi ini masih panjang. Karena masih harus melakukan berbagai langkah untuk bisa melakukan kesepakatan critical mineral agreement yang ingin disasar Indonesia,” jelasnya.
Sehingga kata Eko, untuk menarik investasi tidak cukup dengan memberikan insentif perpajakan saja. Beberapa faktor di atas harus juga diperhatikan dan diterapkan pemerintah agar daya saing investasi Indonesia terus meningkat.
Selain itu, penerapan PPh badan yang berlaku di Indonesia masih jauh lebih tinggi untuk WP badan dalam negeri, maupun bentuk usaha tetap yakni sebesar 22%.
Baca Juga: Ini Dampak Ketegangan China dan AS Bagi Indonesia
Untuk diketahui, penerapan pajak penghasilan badan di Vietnam ditetapkan sebesar 20%, namun selama bertahun-tahun negara tersebut telah menawarkan tarif efektif 5% dan periode tanpa pajak yang panjang kepada investor asing yang besar.
Karena ingin menerapkan global minimum tax, akhirnya Vietnam menaikkan tarif tarif pajak menjadi 15% untuk perusahaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News