Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa fenomena deflasi yang terjadi belakangan ini bukan disebabkan oleh penurunan daya beli masyarakat.
Menurutnya, hal ini karena dipengaruhi intervensi pemerintah dalam pengendalian harga, terutama pada sektor-sektor tertentu yang termasuk dalam komponen administered prices.
“Kalau deflasi ini kan kayak kita melakukan diskon transportasi, ini pasti menimbulkan deflasi, bukan karena masyarakat daya belinya turun," ujar Sri Mulyani kepada awak media di Jakarta, Senin (2/6).
Baca Juga: Waspada Ancaman Deflasi Berkepanjangan
Ia menjelaskan bahwa kebijakan pemerintah, seperti subsidi atau penurunan tarif transportasi, memang bisa mendorong turunnya harga secara keseluruhan.
Sri Mulyani menegaskan, yang perlu diperhatikan adalah inflasi inti (core inflation), karena komponen ini mencerminkan kondisi permintaan riil di masyarakat.
“Kalau inflasi intinya masih di sekitar 2%, itu berarti ada kenaikan harga karena ada permintaan. Karena core inflation berasal dari kenaikan harga akibat daya beli atau permintaan,” katanya.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami deflasi sebesar 0,37% pada Mei 2025 secara bulanan (month-to-month).
Tercatat, Indeks Harga Konsumen (IHK) yang turun dari 108,47 pada April 2025 menjadi 108,07 pada Mei 2025.
Baca Juga: Gaji ke-13 Resmi Cair, Sri Mulyani: Bisa Jadi Multiplier Effect bagi Ekonomi
Selanjutnya: Penyaluran Pinjaman Lembaga Keuangan Mikro Capai Rp 1,06 Triliun per Maret 2025
Menarik Dibaca: Samsung A35 Harga Juni 2025, Smartphone Punya Kamera yang Instagramable
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News