kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Daya beli ambyar bikin ekonomi RI terpuruk, saatnya membangkitkan kelas menengah


Kamis, 07 Mei 2020 / 01:35 WIB
Daya beli ambyar bikin ekonomi RI terpuruk, saatnya membangkitkan kelas menengah


Reporter: Bidara Pink, Ratih Waseso, Venny Suryanto, Yusuf Imam Santoso | Editor: Syamsul Azhar

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat: pertumbuhan ekonomi kuartal I-2020 hanya 2,97% yoy.  Capaian ekonomi kuartal I ini adalah yang terendah dalam 19 tahun terakhir.

Angka ini jauh dari prediksi Kementerian Keuangan yang yakin ekonomi kuartal I masih akan tumbuh di kisaran 4,5%-4,7%. Jauh pula dari  proyeksi Bank Indonesia masih di kisaran 4,3%-4,6%.

Bahkan beberapa ekonom yang sebelumnya dihubungi KONTAN juga masih memprediksi kuartal I-2020 tumbuh di kisaran 3%-4,2%

Kepala BPS Suhariyanto, Selasa (5/5) mengatakan perlambatan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tak hanya di Indonesia, tapi juga  dirasakan negara-negara lain, karena terdampak pandemi virus korona (Covid-190.

Salah satu biang kerok perlambatan ekonomi kuartal I adalah  konsumsi rumah tangga yang  ambruk.  BPS mencatat konsumsi masyarakat hanya tumbuh 2,84% yoy. Padahal, periode sama tahun lalu konsumsi rumah tangga masih mampu tumbuh 5,02%.

"Ini karena porsi konsumsi rumah tangga terhadap perekonomian Indonesia sangat besar, maka penurunan pertumbuhannya menggeret pertumbuhan ekonomi ke bawah," kata Suhariyanto.  

Meski di bawah perkiraan pemerintah, Iskandar Simorangkir Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan, capaian  ekonomi ini masih merupakan prestasi. "Bila membandingkan dengan negara-negara lain yang tumbuh negatif, capaian 2,97% ini masih merupakan prestasi," kata Iskandar. 

Ia menyebut, pemerintah sudah memasang kuda-kuda untuk menjaga ekonomi di tengah krisis akibat  Covid-19. Pemerintah juga telah menambah anggaran belanja dan pembiayaan anggaran hingga RP 405,1 triliun untuk insentif penanganan efek Covid-19 terhadap perekonomian. 

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Nathan Kacaribu menambahkan, pemerintah akan mempercepat penyaluran bantuan sosial  untuk mencegah merosotnya daya beli masyarakat. "Penurunan kinerja konsumsi yang tajam di kuartal I-2020 ini sebagai indikasi urgensi percepatan penyaluran bantuan sosial di kuartal II," kata Febrio. 

Sementara dari sisi produksi, pemerintah akan menyiapkan bantalan dengan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk UMKM. Program ini akan diluncurkan untuk meringankan tekanan ekonomi bagi pelaku usaha, terutama ultra mikro dan UMKM. 

Masyita Crystallini, Staf Khusus Menteri Keuangan bidang Kebijakan Fiskal dan Makroekonomi bilang, dengan PEN ini, ia berharap ekonomi pada kuartal IV membaik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×