Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa buka suara terkait data-data ekonomi awal tahun yang tercatat negatif.
Menurutnya, hal tersebut disebabkan oleh mesin pertumbuhan ekonomi yang belum berjalan optimal.
"Karena saya lihat sampai dengan awal tahun mesin ekonomi kita belum jalan dengan baik.Pemerintah masih baru, uangnya belum masuk ke sistem. BI juga masih memperlambat, masih mengurangi atau masih ada masalah likuiditas di perbankan," ujar Purbaya dalam acara Investment Forum 2025, Jumat (16/5).
Namun, lanjutnya, saat ini program-program pemerintah mulai berjalan, dan peredaran uang di sistem keuangan menunjukkan perbaikan signifikan.
Baca Juga: Bos LPS Sindir Tim Negosiasi Tarif Trump: Tarif Harusnya Turun, Kok Malah Naik?
Hal itu terlihat dari pertumbuhan base money (uang primer/M0) yang melonjak menjadi 15% pada Maret 2025. Sebelumnya, pada Januari dan Februari, pertumbuhannya hanya di kisaran 5%.
"Kalau pertumbuhan uangnya seperti itu, artinya kondisi likuiditas di sistem sudah cukup baik, akan berjalan dengan baik," ungkapnya.
"Uang tadi salah satu yang menyelamatkan kita di krisis tahun 2020. Kita inject uang sistem besar-besaran waktu itu, sehingga tumbuhnya sempat 20% lebih, dan ekonominya selamat," imbuh Purbaya.
Dampak positif dari meningkatnya likuiditas, menurut Purbaya, mulai terlihat di beberapa indikator ekonomi.
Penjualan ritel pada Maret 2025 tumbuh 5,5%, dan Indeks Kepercayaan Konsumen terus berada di atas 100 sejak awal tahun.
"Artinya mereka optimis terhadap kondisi ekonomi mereka sekarang dan ke depan," katanya.
Ia juga menyoroti kenaikan pengiriman mobil dari pabrik ke diler (wholesale), yang menandakan permintaan mulai pulih. Bahkan, indeks menabung masyarakat turut meningkat.
Baca Juga: Bos LPS: Tanpa IMF, Indonesia bisa Tumbuh Lebih Baik
Selanjutnya: Coats Indonesia Bangun Bisnis Berkelanjutan Melalui Kesejahteraan Karyawan
Menarik Dibaca: Promo JSM Hypermart Weekend 16-19 Mei, Aneka Sosis Kanzler Diskon sampai Rp 23.000
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News