kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.891.000   25.000   1,34%
  • USD/IDR 16.445   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.107   66,36   0,94%
  • KOMPAS100 1.034   12,73   1,25%
  • LQ45 806   9,73   1,22%
  • ISSI 223   1,91   0,86%
  • IDX30 421   5,94   1,43%
  • IDXHIDIV20 502   10,81   2,20%
  • IDX80 116   1,41   1,23%
  • IDXV30 120   2,66   2,27%
  • IDXQ30 138   2,04   1,50%

Data Ekonomi Awal Tahun Memburuk, Bos LPS: Mesin Ekonomi Belum Berjalan Optimal


Jumat, 16 Mei 2025 / 16:22 WIB
Data Ekonomi Awal Tahun Memburuk, Bos LPS: Mesin Ekonomi Belum Berjalan Optimal
ILUSTRASI. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/Spt. Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa buka suara terkait data-data ekonomi awal tahun yang tercatat negatif.?


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa buka suara terkait data-data ekonomi awal tahun yang tercatat negatif.

Menurutnya, hal tersebut disebabkan oleh mesin pertumbuhan ekonomi yang belum berjalan optimal. 

"Karena saya lihat sampai dengan awal tahun mesin ekonomi kita belum jalan dengan baik.Pemerintah masih baru, uangnya belum masuk ke sistem. BI juga masih memperlambat, masih mengurangi atau masih ada masalah likuiditas di perbankan," ujar Purbaya dalam acara Investment Forum 2025, Jumat (16/5).

Namun, lanjutnya, saat ini program-program pemerintah mulai berjalan, dan peredaran uang di sistem keuangan menunjukkan perbaikan signifikan. 

Baca Juga: Bos LPS Sindir Tim Negosiasi Tarif Trump: Tarif Harusnya Turun, Kok Malah Naik?

Hal itu terlihat dari pertumbuhan base money (uang primer/M0) yang melonjak menjadi 15% pada Maret 2025. Sebelumnya, pada Januari dan Februari, pertumbuhannya hanya di kisaran 5%.

"Kalau pertumbuhan uangnya seperti itu, artinya kondisi likuiditas di sistem sudah cukup baik, akan berjalan dengan baik," ungkapnya.

"Uang tadi salah satu yang menyelamatkan kita di krisis tahun 2020. Kita inject uang sistem besar-besaran waktu itu, sehingga tumbuhnya sempat 20% lebih, dan ekonominya selamat," imbuh Purbaya.

Dampak positif dari meningkatnya likuiditas, menurut Purbaya, mulai terlihat di beberapa indikator ekonomi.

Penjualan ritel pada Maret 2025 tumbuh 5,5%, dan Indeks Kepercayaan Konsumen terus berada di atas 100 sejak awal tahun. 

"Artinya mereka optimis terhadap kondisi ekonomi mereka sekarang dan ke depan," katanya.

Ia juga menyoroti kenaikan pengiriman mobil dari pabrik ke diler (wholesale), yang menandakan permintaan mulai pulih. Bahkan, indeks menabung masyarakat turut meningkat.

Baca Juga: Bos LPS: Tanpa IMF, Indonesia bisa Tumbuh Lebih Baik

Selanjutnya: Coats Indonesia Bangun Bisnis Berkelanjutan Melalui Kesejahteraan Karyawan

Menarik Dibaca: Promo JSM Hypermart Weekend 16-19 Mei, Aneka Sosis Kanzler Diskon sampai Rp 23.000

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×