Reporter: Leni Wandira | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kembali memperbarui data korban bencana banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatra.
Hingga Senin (1/12/2025) petang, jumlah korban meninggal dunia mencapai 604 orang. Data terbaru tersebut dipublikasikan melalui situs resmi Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan (Pusdatin) BNPB.
Baca Juga: Anggaran Program Prioritas Prabowo Rp 2.567 Triliun Tak Otomatis Dorong Ekonomi
Kepala Pusdatin BNPB, Abdul Muhari, menegaskan bahwa data yang ditayangkan selalu diperbarui secara real time.
“Data yang tampil adalah data terupdate,” ujarnya, Senin (1/12).
Pada pukul 18.24 WIB, BNPB mencatat 464 orang hilang, 2.600 orang luka-luka, 1,5 juta jiwa terdampak, dan 570.000 orang mengungsi.
Rincian korban jiwa per provinsi:
- Aceh: 156 meninggal, 181 hilang, 1.800 luka
- Sumatra Barat: 165 meninggal, 114 hilang, 112 luka
- Sumatra Utara: 283 meninggal, 169 hilang, 613 luka
Baca Juga: Celios Menilai Proyek Energi Sampah hingga Kampung Haji Bisa Prospektif, Ini Sebabnya
Selain korban jiwa, kerusakan infrastruktur akibat bencana juga signifikan. BNPB mencatat:
- 3.500 rumah rusak berat
- 4.100 rumah rusak sedang
- 20.500 rumah rusak ringan
- 271 jembatan terdampak
- 282 fasilitas pendidikan rusak
Baca Juga: PMI Manufaktur RI Kuat: Apindo Ingatkan Waspada pada 2026
Analisis Basarnas: Permukiman Warga di Area Rawan Perparah Dampak
Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi V DPR, Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii mengungkapkan sejumlah faktor utama yang memperbesar jumlah korban.
Menurutnya, banyak warga tinggal di tepi sungai atau di lereng bukit terjal yang secara natural rentan. Struktur tanah di sebagian besar wilayah Sumatra yang didominasi tanah gembur tanpa lapisan batuan kokoh juga memperburuk risiko.
“Rata-rata masyarakat tinggal di tepi sungai atau tepi jalan raya yang berada di punggung bukit. Kondisinya sangat terjal dan tanahnya mudah tergerus saat hujan deras,” jelas Syafii di Senayan.
Syafii menambahkan, sebagian besar korban hilang kemungkinan tersapu arus deras atau tertimbun material longsor.
“Kemarin, hampir total kami prediksi ada 800 korban. Sekitar 400 sudah ditemukan, sisanya belum ditemukan dan kemungkinan besar tersapu,” ujarnya.
Baca Juga: Dampak Stimulus dan Pola Musiman Dorong PMI Manufaktur RI 53,3
Imbauan Mitigasi
Basarnas mengimbau masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana untuk meningkatkan kewaspadaan dan selalu mengikuti informasi dari BMKG.
Syafii menekankan pentingnya sosialisasi pemerintah daerah agar masyarakat memahami risiko lokasi tempat tinggal mereka.
“Harapan kami, informasi dari BMKG dapat tersosialisasi dengan baik sehingga masyarakat bisa mengambil langkah preventif,” tutupnya.
Selanjutnya: Hunian Modern Kian Diminati, LIXIL Buka Experience Center di Bali
Menarik Dibaca: Hunian Modern Kian Diminati, LIXIL Buka Experience Center di Bali
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













