kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.491.000   15.000   1,02%
  • USD/IDR 15.814   41,00   0,26%
  • IDX 7.217   82,86   1,16%
  • KOMPAS100 1.110   15,71   1,44%
  • LQ45 880   12,08   1,39%
  • ISSI 220   3,36   1,55%
  • IDX30 450   6,63   1,50%
  • IDXHIDIV20 544   8,35   1,56%
  • IDX80 127   1,90   1,51%
  • IDXV30 135   1,57   1,17%
  • IDXQ30 150   2,08   1,40%

Danareksa Research Institute prediksi neraca dagang Juni 2020 surplus US$ 1,47 miliar


Rabu, 15 Juli 2020 / 10:48 WIB
Danareksa Research Institute prediksi neraca dagang Juni 2020 surplus US$ 1,47 miliar
ILUSTRASI. Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (29/4/2020). Untuk mengatasai dampak pandemi virus corona (COVID-19), Presiden Joko Widodo menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 58 Tahun 2020 tentang Penataan dan Penyed


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Danareksa Research Institute (DRI) memprediksi neraca dagang pada Juni 2020 akan mengalami surplus US$ 1,47 miliar. Surplus ini disebabkan oleh nilai ekspor yang masih lebih besar bila dibandingkan dengan nilai impor.

Meski begitu, Head of Economic Research DRI Moekti P. Soejachmoen memprediksi, kinerja ekspor dan impor Indonesia masih akan menurun, baik dibandingkan secara bulanan maupun secara tahunan, pada Juni 2020.

Baca Juga: Ekonom Bank Permata prediksi neraca dagang Juni 2020 surplus US$ 1,42 miliar

"Kami memprediksi ekspor akan turun 7,7% month on month (mom) dan penurunan impor akan lebih dalam yaitu 18% mom. Dengan begitu, nilai ekspor akan mencapai US$ 11,57 miliar dan impor US$ 10,11 miliar," kata Moekti kepada Kontan.co.id, Selasa (14/7).

Dari sisi ekspor, Moekti melihat kalau aktivitas perekonomian negara-negara mitra dagang utama Indonesia sudah mulai bangkit. Ini terlihat dari Leading Economic Indicator (LEI) yang meningkat 13,69% mom di Mei 2020 setelah turun 9,68% mom di bulan sebelumnya.

Baca Juga: Sejumlah ekonom memprediksi neraca dagang Juni 2020 akan surplus

Seperti contohnya China, LEI negara tersebut meningkat 6,9% mom. LEI Amerika Serikat (AS) juga meningkat 104,5% mom, sementara Jepang meningkat 2,1% mom.

Aktivitas ekonomi yang mulai bernapas lega juga terlihat dari PMI Manufaktur negara-negara mitra dagang Indonesia, seperti China, AS, Jepang, dan Uni Eropa, yang sudah mulai meningkat.

"Meski aktivitas ekonomi mereka sudah meningkat, tetapi permintaan yang kita terima masih rendah. Kami pun tidak melihat permintaan yang signifikan bagi Indonesia," jelas Moekti.

Dari sisi impor, penurunan impor Indonesia masih dipengaruhi oleh melemahnya permintaan domestik yang disebabkan oleh pembatasan aktivitas yang masih ada di sejumlah daerah. Selain itu, ini juga menyebabkan aktivitas ekonomi masih terbatas meski sudah mulai bergeliat.

Baca Juga: Pemulihan ekonomi jadi penentu masuknya dana asing ke pasar saham

Ini tercermin dari inflasi pada bulan Juni 2020 yang masih rendah meski meningkat, yang menunjukkan kalau daya beli masyarakat masih mini meski pemerintah telah memberikan bantuan dan pelonggaran PSBB.

Selain itu, ini juga terlihat dari PMI Manufaktur Indonesia yang masih di bawah zona ekspansif, yang mencerminkan kalau permintaan impor bahan baku industri pengolahan masih akan rendah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×