kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Danareksa: Proyeksi inflasi Oktober sebesar 0,16%


Rabu, 30 Oktober 2019 / 16:02 WIB
Danareksa: Proyeksi inflasi Oktober sebesar 0,16%
ILUSTRASI. JAKARTA,03/08-LAJU INFLASI JULI. Suasana pedagang kebutuhan pokok di pasar tradisional, Jakarta, Kamis (3/8). Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan indeks harga konsumen (IHK) atau laju inflasi pada Juli 2017 sebesar 0,22 persen yang dipengaruhi naiknya


Reporter: Bidara Pink | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah terjadi defisit pada September 2019, Danareksa Research Institute (DRI) melihat Indeks Harga Konsumen akan mengalami inflasi tipis pada Oktober 2019.

Berdasarkan rilis dari DRI tentang proyeksi inflasi pada Oktober 2019, Rabu (30/10), inflasi pada bulan ini akan sebesar 0,16% (mom) atau bila dilihat secara year on year akan sebesar 3,27%.

Ini terjadi karena harga bahan pangan bergejolak di Oktober yang mengalami kenaikan, salah satunya beras. DRI melihat bahwa kenaikan harga bahan pangan ini disebabkan oleh kemarau panjang yang menyebabkan produksi beras terganggu.

Bahkan, menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada periode Januari 2019 - September 2019, sawah yang menghasilkan padi hanya mencapai 8,99 juta hektare, atau lebih rendah dari periode 2018 dengan sawah yang produktif seluas 9,53 juta hektare.

Pada periode Januari 2019 - September 2019 juga, produksi beras hanya mencapai 26,9 juta ton atau lebih rendah dari produksi beras pada periode yang sama pada tahun lalu yang sebesar 28,5 ton.

Selain beras, harga bahan pangan bergejolak lain yang mengalami inflasi adalah daging ayam, bawang merah, dan gula. Ini disebabkan oleh berkurangnya pasokan pada bulan ini.

Namun, ada juga bahan pangan bergejolak yang mengalami penurunan harga sehingga menghambat laju inflasi, seperti telur ayam, bawang putih, dan cabai.

Setelah harga bahan pangan bergejolak, DRI juga melihat adanya kondisi harga barang grosir yang meningkat pada Oktober 2019. Harga barang grosir pada bulan ini meningkat sebesar 0,07%. Ini lebih besar dari kenaikan pada bulan sebelumnya yang hanya sebesar 0,02%.

DRI juga memproyeksikan the wholesale price index (WPI) barang-barang manufaktur turun sebesar 0,06% dan juga WPI barang impor turun 0,8%. Sementara itu, harga grosir produk tambang diperkirakan akan meningkat sebesar 0,14%.

Penurunan juga akan terjadi pada harga emas perhiasan. DRI memperkirakan harga emas perhiasan akan turun sebesar 1,1% (mom). Padahal, komoditas ini masih meningkat tipis 0,7% pada bulan September 2019.

Untuk selanjutnya, DRI memperkirakan inflasi pada tahun 2019 ini akan berjalan stabil. Inflasi akan berada di kisaran 3,00% - 3,50%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×