kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Danareksa dipastikan jadi induk holding BUMN


Rabu, 02 Maret 2016 / 10:38 WIB
Danareksa dipastikan jadi induk holding BUMN


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Kementerian Badan Usaha Milik Negara BUMN memastikan bahwa PT Danareksa (Persero) akan menjadi induk holding bank pelat merah. Hal ini diputuskan setelah adanya rapat koordinasi terbatas antara Menteri BUMN dengan pemerintah minggu lalu.

Menurut Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan Kementerian BUMN Gatot Trihargo, saat ini proses pembentukan holding ini sedang dalam proses. Selain itu, kementrian juga sedang melakukan sosialisasi kepada pihak terkait agar proses pembentukan holding ini berjalan lancar.

“Sebelumnya kami mempertimbangkan juga Bahana TCW Investment Management dan Perusahaan Pengelola Aset sebagai induk holding, namun dengan beberapa pertimbangan, kami hanya menunjuk Danareksa. Bahana nanti untuk holding lain,” ujar Gatot, Selasa sore (1/3).

Gatot mengatakan alasan pemilihan Danareksa sebagai induk holding ini karena perusahaan ini sahamnya 100% dimiliki oleh Kementerian BUMN. Selain itu, perusahaan investasi ini memiliki anak usaha di bidang aset manajemen dan sekuritas. Selain itu, menurut Gatot, Danareksa juga memiliki kompetensi untuk menjalankan tugasnya.

Terkait dengan tidak jadinya Bahana sebagai induk holding, menurut Gatot karena nantinya perusahaan investasi ini akan dipersiapkan untuk mengelola holding sektor lain. Namun terkait dengan sektor mana yang dimaksud, Gatot tidak menjelaskan lebih lanjut.

Selain Danareksa, Gatot juga mengatakan, masing-masing bank BUMN juga diproyeksi menjadi pemegang saham dari holding bank BUMN ini. Diharapkan, kedepannya holding yang berbentuk perseroan terbatas ini juga bisa melantai di bursa alias IPO.

Dengan konsep investment holding ini, lanjut Gatot, bank BUMN di Indonesia bisa mempunyai daya saing yang lebih besar dalam menghadapi MEA di sektor perbankan pada tahun 2020. Selain itu, dengan holding ini, penyediaaan dana untuk infrastruktur akan bisa terpenuhi dengan mudah.

“Keperluan dana untuk infrastruktur bisa sebesar Rp 1.000 triliun sampai Rp 5.000 triliun. Sedangkan kapasitas pembiayaan dari perbankan saat ini baru mencapai Rp 450 triliun,” ujar Gatot.

Dia menambahkan, dengan pembentukan holding, bank BUMN bisa lebih efisien. Dengan begitu, BOPO masing-masing perbankan bisa turun. Bahkan, opsi pencarian dana oleh empat bank BUMN akan lebih mudah.

Untuk tahap awal, realisasi pembentukan investment holding perbankan, Kementerian BUMN akan membentuk kartu bersama atau e-toll yang bisa digunakan oleh empat bank BUMN. Dalam waktu dekat, Kementerian BUMN juga akan merealisasikan pembentukan EDC bersama BUMN.

“Setelah akusisi switching selesai, diharapkan Indonesia selangkah lagi mempunyai NPG. Hal ini diharapkan mengurangi ketergantungan bank BUMN kepada Visa dan Mastercaard,” ujar Gatot.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×