Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) mengumumkan sektor investasi yang bakal disasar pada tahun pertama sejak berdirinya pada 24 Februari 2025.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Ekonomi Digital Center of Economics and Law Studies (Celios), Nailul Huda menilai, Danantara mampu mengubah situasi secara drastis (game of changer) lewat sasaran sektor investasi tersebut.
“Saya melihat Danantara bisa menjadi game of changer dari pertumbuhan ekonomi kita yang sekarat dalam bidang investasi,” ujarnya kepada KONTAN, Senin (24/3).
Huda mengatakan, Danantara diharapkan bisa meningkatkan ketersediaan dana investasi utamanya dari institusi BUMN. Pasalnya, lanjut Huda, investasi di BUMN terbilang mini jika dibandingkan dengan swasta dan investasi pemerintah secara langsung.
Baca Juga: Usai Rilis Personil, Danantara Sanggup Jadi Motor Pertumbuhan?
Meski demikian, kata Huda, terdapat dua catatan agar Danantara bisa mencapai hal tersebut. Pertama, sektor yang diinvestasikan merupakan sektor yang berkelanjutan, misalnya teknologi dan energi baru terbarukan (EBT).
“Bukan sektor yang esktraktif seperti batubara yang tidak sustain ke depan. Kedua, investasi ke sektor riil dalam negeri, bukan ke sektor keuangan, apalagi sektor keuangan luar negeri,” pungkasnya.
Sebelumnya, Chief Investment Officer (CIO) Danantara, Pandu Sjahrir menyampaikan bahwa fokus Danantara pertama menjadi agen pertumbuhan ekonomi, kedua penciptaan lapangan kerja, ketiga mengelola management risiko kemudian baru persoalan return atau imbal hasil dari investasi.
“Return yang harus di atas cost kita dan return itu harus sustainable, jadi di sini memang kita adalah long term investor,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (24/3).
Pandu menyebutkan, pihaknya telah membidik sektor investasi yang menurut Danantara menarik, dan ini bakal disasar pada tahun pertama sejak disahkan oleh Presiden Prabowo Subianto pada 24 Februari 2025 lalu.
Adapun sektor investasi tersebut di antaranya ketahanan pangan (food security), ketahanan energi (energy security), pengolahan bahan mentah menjadi produk jadi hingga pemasarannya alias hilirisasi (downstreaming).
“Menurut saya downstreaming sekarang menarik, kemudian mengenai digital infrastructure. Ini memang banyak sekali interest untuk reinvestasi dan juga ini bagian dari peningkatan ekonomi kita ke depan,” terangnya.
Baca Juga: Bukan PMN Dari Kemenkeu, Modal BUMN Agrinas Dari Danantara
Selanjutnya: 8.486 Jemaah Lunasi Biaya Haji pada Hari Pertama Tahap II
Menarik Dibaca: Bali Masih Diguyur Hujan Besok, Ini Perkiraan Waktunya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News