Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) resmi merilis nama-nama personil yang bakal menjalankan perusahaan ke depan. Meski demikian, kecanggihan Danantara dipertanyakan untuk menjadi motor penggerak pertumbuhan tanah air.
Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin mengungkapkan, Danantara sanggup menjadi motor penggerak pertumbuhan namun memerlukan waktu yang panjang. Selain itu, juga perlu berhati-hati dalam memilih sektor investasi yang bakal dikerjakan.
Asal tahu saja, Danantara bakal menyasar beberapa sektor untuk membenamkan investasinya di tahun pertama ini, di antaranya ketahanan pangan (food security), ketahanan energi (energy security) dan hilirisasi (downstreaming).
“Baik food security, energy security dan hilirisasi menjanjikan pertumbuhan ekonomi, yang juga penting adalah financial sustainability bagi Danantara dari proyek-proyek tersebut,” ujarnya kepada KONTAN, Senin (24/3).
Baca Juga: Bukan PMN Dari Kemenkeu, Modal BUMN Agrinas Dari Danantara
Wijayanto menjelaskan, idealnya Danantara memprioritaskan investasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) kemudian dilanjut ke bursa efek luar negeri, dengan catatan jika keberadaan saham yang sesuai kebijakan investasi Danantara sulit diperoleh.
“Yang jelas, sebisa mungkin Danantara menghindari investasi di SBN, karena ini akan menjadi investment recycle yang tidak produktif, karena dana Danantara berasal dari APBN dan dalam kondisi fiskal defisit, bisa diartikan APBN sama dengan SBN,” jelasnya.
Dia tak memungkiri, Danantara memilih investasi di luar negeri dalam proporsi tertentu, hanya saja, badan yang belum genap seumur jagung tersebut telah memprioritaskan investasi di dalam negeri demi mendorong cita-cita penciptaan lapangan kerja.
Sebelumnya, Chief Investment Officer (CIO) Danantara, Pandu Sjahrir menyampaikan bahwa fokus Danantara pertama menjadi agen pertumbuhan ekonomi, kedua penciptaan lapangan kerja, ketiga mengelola management risiko kemudian baru persoalan return atau imbal hasil dari investasi.
“Return yang harus di atas cost kita dan return itu harus sustainable, jadi di sini memang kita adalah long term investor,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (24/3).
Pandu menyebutkan, pihaknya telah membidik sektor investasi yang menurut Danantara menarik, dan ini bakal disasar pada tahun pertama sejak disahkan oleh Presiden Prabowo Subianto pada 24 Februari 2025 lalu.
Adapun sektor investasi tersebut di antaranya ketahanan pangan (food security), ketahanan energi (energy security), pengolahan bahan mentah menjadi produk jadi hingga pemasarannya (downstreaming).
“Menurut saya downstreaming sekarang menarik, kemudian mengenai digital infrastructure. Ini memang banyak sekali interest untuk reinvestasi dan juga ini bagian dari peningkatan ekonomi kita ke depan,” terangnya.
Baca Juga: IHSG Turun 1,55% Usai Pengumuman Danantara, Cek Proyeksinya untuk Selasa (25/4)
Selanjutnya: Ramadan dan Lebaran Dongkrak Transaksi BI Fast Perbankan
Menarik Dibaca: Bali Masih Diguyur Hujan Besok, Ini Perkiraan Waktunya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News