kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dampak tarif listrik pada inflasi Januari kecil


Selasa, 03 Januari 2017 / 21:30 WIB
Dampak tarif listrik pada inflasi Januari kecil


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) memberlakukan kenaikan tarif listrik secara bertahap bagi rumah tangga golongan mampu dengan daya 900 VA mulai 1 Januari 2017.

Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi, kenaikan tairif tersebut memiliki dampak yang kecil terhadap inflasi.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo mengatakan, bila tarif listrik itu dinaikkan secara gradual, maka multiplier effect-nya tidak akan banyak. Terlebih ke inflasi Januari 2017.

“Saya kira dampaknya kecil, tidak sampai 0,01%. Biasanya Desember ke Januari inflasi mendekati 1%, tetapi kalau jauh dari 1% seperti sekarang ini, berarti ada potensi rendah,” katanya di Kantor Pusat BPS, Selasa (3/1).

Adapun Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto mengatakan, kenaikan tarif listrik ini belum akan memberikan pengaruh terhadap inflasi di Januari 2017 lantaran mayoritas masyarakat Indonesia masih menggunakan listrik pascabayar.

"Kemungkinan akan ada pengaruhnya di bulan Maret atau April 2017 tetapi tidak terlalu besar. Harapan kami masih sekitar 0,05%," ujarnya.

Dia merinci, jumlah masyarakat yang menggunakan listrik pascabayar sebanyak 71%, sedangkan jumlah penduduk yang menggunakan listrik prabayar (token) sebanyak 29%.

Sasmito mengatakan, andil tarif listrik biasanya 2,5% sampai 2,8% di bawah beras. Oleh karena itu pada Januari 2017, di saat listrik akan menekan, dia berharap kondisi inflasi bisa didorong dengan turunnya harga cabai merah dan cabai rawit.

“Saya kira akan moderat, tidak akan terlalu tinggi, tetapi tidak 0,4% juga,” ujarnya.

Untuk mencatatkan inflasi 0,4% seperti yang ditorehkan pada Desember 2016 menurut Sasmito membutuhkan upaya dari banyak pihak dan lama prosesnya.

“Harus ada usaha khusus seperti itu. Kalau tidak ada kan susah. Apakah ini harus dilakukan setiap bulan kan tidak juga. Harus tergantung kebutuhannya. Kalau selalu didorong-dorong kan kasian petaninya. Tetap harus balance juga,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×