Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Ekonomi memang diperkirakan tumbuh karena adanya Pemilihan Umum 2014. Untuk itu, Bank Indonesia (BI) menjelaskan seperti apa jelasnya dampak Pemilu tersebut terhadap tumbuhnya perekonomian Indonesia.
“Pertumbuhan ekonomi terbantu pengeluaran Pemilu. Ada perbaikan,” ucap Asisten Gubernur BI Perry Warjiyo, Jumat, (12/4).
Ia menjelaskan, BI sudah melakukan perhitungan estimasi mengenai pertumbuhan ekonomi dampak Pemilu. Antara lain, jumlah partai yang berpartisipasi ada 15. Ini terdiri dari 12 partai tingkat nasional dan 3 partai tingkat lokal.
Selain itu, Perry mengatakan bahwa pihaknya sudah mengetahui jumlah calon legislatif yang mengikuti kampanye. “Di situ, kita mendapatkan beragam informasi berapa pengeluaran kampanye itu per calon anggota,” ujarnya.
Dari berbagai sumber yang didapat BI, selama 4 kuartal rata-rata pengeluaran per calon legislatif berkisar antara Rp 500 juta hingga Rp 1,8 miliar. Lalu total pengeluaran dan setahunnya bisa mencapai Rp 44,1 triliun.
Perry mengatakan, pola pertumbuhan ekonomi dampak dari Pemilu ini dimulai pada triwulan tiga 2013. Lalu, jumlahnya meningkat pada triwulan keempat 2013. Ini kemudian memuncak di triwulan pertama 2014. Selanjutnya, menurun sedikit di triwulan kedua 2014.
Dari jumlah pengeluaran Pemilu yang diprediksi BI tersebut, tambahan ke pertumbuhan ekonomi 2013 yakni 0,13%. Lalu untuk pertumbuhan ekonomi 2014 dampaknya lebih besar yaitu 0,19%. Namun, perkiraan tersebut lebih rendah dibanding Pemilu 2008/2009. Di 2008, dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi yaitu 0,23%. Kemudian di 2009, tambahannya adalah 0,26%.
Ia menyebut, ini sedikit lebih rendah karena jumlah partai yang mengikuti Pemilu berkurang. Dulu, total partainya berjumlah 44 yang terdiri dari 36 partai nasional dan 8 partai lokal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News