Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menyayangkan keputusan Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI yang mencabut subsidi untuk pupuk organik.
"Saya akan kumpulkan pemilik-pemilik program beras, karena minggu lalu subsidi pupuk organik dicabut oleh komisi IV," kata Dahlan, di Jakarta, Selasa (11/2).
Dahlan menyayangkan keputusan tersebut lantaran saat ini, Indonesia ingin menciptakan ketahanan pangan yang baik. Namun, justru subsidi pupuk dihapuskan. Menurut Dahlan, keputusan ini pun berseberangan dengan keinginan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang pada 2014 ini menginginkan pertanian di Indonesia go organic.
Lebih lanjut ia menjelaskan, pupuk organik bisa diproduksi massif yakni dengan cara mengumpulkan pupuk-pupuk organik dari pedesaan, untuk kemudian diolah secara standar di petrokimia atau pabrik pupuk. "Kemudian dibuat standar dan dijual ke petani dalam bentuk subsidi," terang dia.
Pupuk organik, lanjut Dahlan, jauh lebih baik dibanding pupuk kimia yang digalakkan pada zaman Presiden Soeharto. Menurut Dahlan, tanah justru akan semakin rusak jika terlalu banyak menggunakan pupuk kimia.
Untuk itu, ia memastikan akan mencari jalan keluar, agar penggunaan pupuk organik oleh para petani tidak terhenti, akibat dicabutnya subsidi. "BUMN akan cari jalan lah. Kalau ketemu kita akan diskusikan ini. Semua orang ngomong peningkatan produksi. Tapi jangan impor beras. Mudah-mudahan ada jalan minggu depan," katanya. JAKARTA. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menyayangkan keputusan Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI yang mencabut subsidi untuk pupuk organik.
"Saya akan kumpulkan pemilik-pemilik program beras, karena minggu lalu subsidi pupuk organik dicabut oleh komisi IV," kata Dahlan, di Jakarta, Selasa (11/2).
Dahlan menyayangkan keputusan tersebut lantaran saat ini, Indonesia ingin menciptakan ketahanan pangan yang baik. Namun, justru subsidi pupuk dihapuskan. Menurut Dahlan, keputusan ini pun berseberangan dengan keinginan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang pada 2014 ini menginginkan pertanian di Indonesia go organic.
Lebih lanjut ia menjelaskan, pupuk organik bisa diproduksi massif yakni dengan cara mengumpulkan pupuk-pupuk organik dari pedesaan, untuk kemudian diolah secara standar di petrokimia atau pabrik pupuk. "Kemudian dibuat standar dan dijual ke petani dalam bentuk subsidi," terang dia.
Pupuk organik, lanjut Dahlan, jauh lebih baik dibanding pupuk kimia yang digalakkan pada zaman Presiden Soeharto. Menurut Dahlan, tanah justru akan semakin rusak jika terlalu banyak menggunakan pupuk kimia.
Untuk itu, ia memastikan akan mencari jalan keluar, agar penggunaan pupuk organik oleh para petani tidak terhenti, akibat dicabutnya subsidi. "BUMN akan cari jalan lah. Kalau ketemu kita akan diskusikan ini. Semua orang ngomong peningkatan produksi. Tapi jangan impor beras. Mudah-mudahan ada jalan minggu depan," katanya. (
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News