kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

CT: Tinggal kerak, Jokowi sulit atasi kemiskinan


Kamis, 14 Agustus 2014 / 16:42 WIB
CT: Tinggal kerak, Jokowi sulit atasi kemiskinan
ILUSTRASI. Masih Murah, Inilah Harga Mobil Honda City Hatchback Terkini Periode Maret 2023. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Fahriyadi | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Pemerintah mengklaim jumlah penduduk miskin saat ini telah mengalami penurunan ketimbang lima tahun lalu. Namun, tantangan penanggulangan kemiskinan ini tidak akan mudah dihadapi pemerintahan baru.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung (CT) mengatakan, angka kemiskinan yang ada saat ini adalah yang sulit untuk ditangani. "Kalau ibarat nasi, sekarang tinggal keraknya yang sulit dibersihkan," ujarnya, Rabu (13/8) kemarin.

Kendati begitu, pria yang akrab disapa CT ini berharap pemerintah baru bisa mencari formula jitu menanggulangi kemiskinan ini, salah satunya dengan pembangunan yang lebih berpihak.

Keberpihakan ini ditandai dengan program-program anti kemiskinan guna menekan jumlah orang miskin di negeri ini. Selain itu jurang kesenjangan atau rasio ketimpangan antara kaya dan miskin tak semakin lebar.

"Jadi jumlah orang miskin yang tersisa ini harus terus diperjuangkan agar semakin kecil. Jangan sampai masyarakat miskin ini menganggap kemiskinan yang mereka derita adalah hal yang harus diterima sehingga mereka hilang harapan untuk bisa berubah," ujarnya.

Untuk itu, pemerintah baru bisa memulai penanggulangan kemiskinan ini dengan penyediaan pendidikan yang baik. Menurutnya jika pendidikan ini maksimal, maka masyarakat bisa beranjak dari garis kemiskinan sekaligus meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

Ia mencontohkan pembangunan yang berpihak kepada orang miskin, salah satunya adalah menghilangkan subsidi barang untuk dialihkan ke subsidi orang. Dengan begitu, upaya penanggulangan kemiskinan bisa tepat sasaran.

Asal tahu saja, berdasarkan data Badan Pusat Statistik, angka kemiskinan di Indonesia pada tahun 2009 mencapai 32,53 juta orang atau 14,15% dari total penduduk Indonesia. Angka ini turun pada Maret 2014 menjadi 28,28 juta orang atau 11,25% dari total penduduk Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×