kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ekonom: Kemiskinan Maret Bisa Turun


Selasa, 01 Juli 2014 / 07:30 WIB
Ekonom: Kemiskinan Maret Bisa Turun
ILUSTRASI. Cara hapus Instagram secara permanen.


Reporter: Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi

AKARTA. Meski ekonomi Indonesia hanya tumbuh 5,21% pada kuartal I-2014, namun angka kemiskinan pada Maret 2014 diyakini bakal sedikit menurun. Salah satu penopangnya adalah sektor pertanian yang banyak menyerap tenaga kerja, masih mampu tumbuh positif.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Ahmad Erani Yustika menuturkan, pertumbuhan ekonomi bukan menjadi satu-satunya variabel untuk melihat angka kemiskinan. Sehingga, meskipun pertumbuhan ekonomi turun, tapi "saya melihat angka kemiskinan pada Maret 2014 akan sedikit turun ketimbang September 2013 meski penurunannya tak terlalu besar," jelas Erani, Senin (30/6).

Catatan saja, pada September 2013 Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka kemiskinan 11,47% dengan jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 28,55 juta orang. Angka kemiskinan ini naik dari Maret 2013 yang sebesar 11,37% dengan jumlah penduduk miskin 28,07 juta orang.

Menurut Erani salah satu pendorong turunnya angka kemiskinan pada Maret 2014 adalah lantaran sektor pertanian masih tumbuh, meski tidak terlalu besar.

Adanya musim panen dan musim tanam selama kuartal I-2014, kata Erani turut menyumbang penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian. Bila membandingkan dengan Maret 2013, pengurangan jumlah penduduk miskin di pedesaan memang lebih besar ketimbang di perkotaan. Per Maret 2013, pengurangan jumlah penduduk miskin di pedesaan mencapai 350.000 orang, sedangkan di perkotaan jumlah penduduk miskin hanya berkurang 180.000 orang.

Perhelatan pemilihan umum (Pemilu) tahun ini juga sedikit banyak membantu menambah lapangan kerja baru. Karenanya, "Angka kemiskinan Maret 2014 mungkin masih bisa turun sekitar 0,3% dari September 2013 menjadi sekitar 11,1%," ungkap Erani.

Catatan saja, bila melihat laju pertumbuhan ekonomi menurut lapangan usaha, pada kuartal I-2014 sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan tumbuh 3,3% dari periode yang sama tahun lalu. Sektor ini menyumbang sumber pertumbuhan sebesar 0,42% terhadap total pertumbuhan ekonomi kuartal I-2014.

Tapi, Pengamat Ekonomi LIPI Latief Adam mengingatkan, bila pertumbuhan ekonomi terus melemah, maka sedikit banyak angka kemiskinan akan terpengaruh. Setidaknya, kata Latief, penurunan angka kemiskinan tak akan sesuai dengan target pemerintah.

Tahun ini pemerintah menargetkan angka kemiskinan sekitar 9%–10,5%. "Dengan kondisi ekonomi seperti ini, agak sulit mencapai target angka kemiskinan. Jadi mungkin angka kemiskinan 2014 akan sedikit di atas atau di bawah 11%," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×