kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,54   -10,97   -1.19%
  • EMAS1.350.000 -0,95%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemiskinan Maret 2014 turun tipis menjadi 11,25%


Rabu, 02 Juli 2014 / 10:52 WIB
Kemiskinan Maret 2014 turun tipis menjadi 11,25%
ILUSTRASI. Resep Mie Godog Jawa yang gurih dan berkuah kental (Dok/kompas.com)


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Meski ekonomi di kuartal I-2014 melambat, namun angka kemiskinan pada Maret 2014 sedikit membaik. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah penduduk miskin pada Maret 2014 mencapai 28,28 juta orang atau 11,25%, turun dari September 2013 sebanyak 28,60 juta orang atau 11,36%.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin menuturkan, penurunan angka kemiskinan pada Maret 2014 dipicu oleh beberapa faktor. Antara lain, "tingkat inflasi periode September 2013 - Maret 2014 cenderung turun," jelasnya Selasa (1/7). Menurut catatan BPS, secara umum inflasi periode September 2013 - Maret 2014 cenderung rendah, yakni sekitar 2,31%.

Turunnya angka kemiskinan pada Maret 2014 juga didorong oleh peningkatan upah buruh tani yang naik 4,52% dibanding September 2013 menjadi Rp 44.125 per hari. Selain itu, kata Suryamin selama periode September 2013 - Maret 2014 harga eceran beberapa bahan pokok seperti daging ayam ras, gula pasir, cabai merah dan telur ayam turut mendorong membaiknya angka kemiskinan ini.

Bila melihat komposisinya, penurunan jumlah penduduk miskin di perkotaan selama September 2013 - Maret 2014 turun sekitar 170.000 orang. Sementara itu, penurunan penduduk miskin di pedesaan hanya 150.000 orang.

Adapun, peran komoditi makanan terhadap garis kemiskinan masih lebih besar ketimbang peran komoditi bukan makanan. Beberapa komoditi makanan yang memiliki sumbangan besar pada garis kemiskinan adalah beras, rokok kretek filter, dan telur ayam ras.

Meski angka kemiskinan turun, tapi Suryamin bilang tren penurunan angka kemiskinan masih landai dan sulit didorong untuk turun lebih dalam. Makanya, "Perlu kebijakan khusus dari pemerintah, lebih dari kebijakan saat ini untuk menanggulangi kemiskinan," katanya.

Ia mencontohkan, masih banyak keluarga miskin di Indonesia yang berpendidikan Sekolah Dasar (SD) dengan penghasilan rendah. Sementara, beban yang harus ditanggung cukup besar. Menurut Suryamin, rata-rata penduduk miskin di Indonesia harus menanggung empat orang hingga lima orang.

Dengan penurunan angka kemiskinan yang kecil, BPS memperkirakan target penurunan kemiskinan yang dipatok pemerintah sebesar 9% - 10,5% tahun ini sulit dicapai.
Ekonom LIPI Latief Adam bilang, dengan kondisi ekonomi saat ini, agak sulit mencapai target angka kemiskinan. "Mungkin angka kemiskinan 2014 akan sedikit di atas atau di bawah 11%," katanya.

Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati bilang, pemerintah harus membuat terobosan baru untuk menangani masalah kemiskinan.
Ia mencontohkan beberapa kebijakan yang harus dikeluarkan pemerintah antara lain dengan membuka lapangan kerja seluas mungkin dan mendorong industri padat karya seperti pertanian dan industri lainnya. "Daya beli masyarakat akan meningkat," jelas Enny.

Pemerintah juga harus bisa mengendalikan inflasi, terutama pangan. Sebab, sebagian besar pengeluaran masyarakat miskin untuk konsumsi di bahan makanan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×