kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

CSIS: Idealnya realisasi belanja perlindungan sosial capai 50% dari pagu anggaran


Minggu, 12 Juli 2020 / 19:58 WIB
CSIS: Idealnya realisasi belanja perlindungan sosial capai 50% dari pagu anggaran
ILUSTRASI. Warga antre untuk mencairkan Bantuan Sosial Tunai (BST) Tahap II sebesar Rp 600.000 di Kantor Pos Besar, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (10/6/2020). Bantuan tahap dua yang pencairannya bulan Juni ini diberikan kepada 69.011 Keluarga Pen


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Yudho Winarto

"Kartu prakerja seharusnya bukan prioritas di tengah pandemi. Masyarakat yang terdampak Covid-19 lebih membutuhkan bansos yang sifatnya uang tunai dan bahan kebutuhan pokok," ujar Fajar kepada Kontan.co.id, Minggu (12/7).

Dengan demikian, maka sangat wajar apabila realisai kartu prakerja masih sangat rendah. Fajar sendiri setuju untuk menunda program kartu prakerja, sampai secepatnya di awal tahun 2021.

Di dalam hal ini, pemerintah juga perlu merealokasi ke pos bansos yang dampaknya lebih bermanfaat kepada masyarakat yang memang membutuhkan.

Baca Juga: Realisasi belanja penanganan Covid-19 di bidang perlindungan sosial telah capai 35,6%

Berdasarkan realisasi tersebut, Fajar sendiri belum bisa menilai apakah panyaluran bansos ini sudah cukup efektif atau belum. Saat ini, dia masih akan menunggu dulu laporan mengenai pertumbuhan ekonomi di kuartal II.

Apabila pertumbuhan konsumsi rumah tangga masih tumbuh di kisaran 2% sampai 3%, maka bansos di semester I bisa dikatakan cukup efektif.

"Namun, mungkin laporan Produk Domestik Bruto (PDB) triwulan ketiga nanti yang paling menentukan, apakah bansos pada akhirnya mampu menjaga stabilitas pertumbuhan konsumsi rumah tangga atau tidak," kata Fajar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×