Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, dampak wabah virus Corona yang memukul perekonomian global dari sisi permintaan dan penawaran (demand and supply), turut memengaruhi tingkat kemiskinan dan pengangguran di Indonesia.
"Jadi karena telah memberikan ancaman baik dari sisi permintaan dan produksi, dampaknya kemudian berpengaruh kepada keseluruhan outlook pertumbuhan ekonomi kita tahun ini, serta memengaruhi angka kemiskinan dan pengangguran," ujar Sri Mulyani di dalam telekonferensi, Senin (19/5).
Baca Juga: Ini rincian alokasi belanja negara senilai Rp 427,46 triliun untuk pemulihan ekonomi
Saat ini, pemerintah masih mengestimasi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada skenario berat sebesar 2,3% dari produk domestik bruto (PDB). Namun, sekarang skenario tersebut disebut Sri sebagai skenario yang cukup optimistis, sedangkan skenario sangat berat masih berada pada level -0,4% dari PDB.
Di dalam skenario berat, Sri memproyeksikan tingkat kemiskinan akan meningkat sebanyak 1,89 juta jiwa dan tingkat pengangguran baru akan bertambah sebanyak 2,92 juta jiwa.
Sementara itu, di dalam skenario sangat berat atau pertumbuhan ekonomi pada level -0,4% dari PDB, Sri mengatakan penduduk miskin akan meningkat sebanyak 4,86 juta jiwa dengan tambahan pengangguran baru sebanyak 5,23 juta.
Baca Juga: Menkeu siapkan pembiayaan Rp 133,51 triliun untuk program Pemulihan Ekonomi Nasional
"Di dalam skenario sangat berat, kemiskinan bahkan bisa meningkat di 4,86 juta dan pengangguran baru bisa meningkat sebanyak 5,23 juta," kata Sri Mulyani.
Proyeksi angka kemiskinan dan pengangguran ini meningkat tajam dari prediksi sebelumnya.