kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Core menilai tingkat konsumsi yang rendah disebabkan oleh penurunan pendapatan


Minggu, 21 Juni 2020 / 17:53 WIB
Core menilai tingkat konsumsi yang rendah disebabkan oleh penurunan pendapatan
ILUSTRASI. Core memperkirakan konsumsi akan terkontraksi di kisaran -2% hingga -4% di kuartal kedua


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menyebutkan masa pandemi Covid-19 menyebabkan daya beli masyarakat mulai menurun, terutama konsumsi rumah tangga yang menurun drastis. Bahkan, hal ini diperkirakan akan membuat tingkat konsumsi rumah tangga pada kuartal II-2020 stagnan.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan, pandemi Covid-19 membuat aktivitas ekonomi terhenti. Hal ini kemudian berdampak negatif terhadap dunia usaha, terlihat dari banyaknya perusahaan yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) atau pemotongan gaji. "Penurunan income masyarakat inilah yang memotong daya beli dan konsumsi," ujar Piter kepada Kontan.co.id, Minggu (21/6).

Baca Juga: Indef memproyeksi konsumsi rumah tangga akan terkontraksi 2,08% di kuartal II

Meskipun pemerintah telah mengucurkan dana sebesar Rp 203,90 triliun untuk bantuan sosial (bansos), tetapi Piter menilai bantuan ini tidak dapat menggantikan pendapatan masyarakat yang hilang. Pasalnya, bansos hanya berfungsi untuk menahan penurunan tingkat konsumsi.

Menurut Piter, penurunan tingkat konsumsi rumah tangga pada kuartal II juga bukan berarti pemberian bansos tidak efektif. Tanpa adanya bansos penurunan konsumsi akan lebih dalam lagi.

Tingkat konsumsi pada semester kedua nanti diprediksi masih akan rendah, tetapi masih akan lebih baik daripada kuartal II yang diperkirakan akan terkontraksi dalam. Sedikit membaiknya konsumsi ini, didorong oleh kebijakan new normal.

"Pada kuartal II, diperkirakan konsumsi akan terkontraksi di kisaran -2% hingga -4%. Untuk kuartal III masih akan berada di kisaran 0 hingga -2%," kata Piter.

Baca Juga: Selama pandemi, pengeluaran untuk bahan makanan melonjak 51%

Ia menjelaskan, selama masih ada wabah Covid-19 maka tingkat konsumsi akan sulit untuk tumbuh di tahun ini. Kebutuhan konsumsi rumah tangga juga hanya akan terbatas pada barang-barang primer saja, karena masyarakat masih akan menunda konsumsi pada barang-barang sekunder, apalagi barang mewah.

Sementara itu, komponen makanan dan farmasi juga diperkirakan akan terbatas dan tidak meningkat drastis. Hal ini pun dinilai tidak akan cukup untuk menutup penurunan konsumsi barang sekunder serta barang mewah.

Baca Juga: Ini penyebab tingkat konsumsi rumah tangga melemah di kuartal kedua 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×