CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

China bergejolak, pemerintah pasang kuda-kuda


Rabu, 29 Juli 2015 / 19:48 WIB
China bergejolak, pemerintah pasang kuda-kuda


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Gejolak pasar saham di China tak menunjukan reda. Pemerintah menilai kondisi itu tidak bisa dianggap enteng.

Hari Rabu (29/7) indeks saham di Shanghai Composite Index berada di level 3,789.17 melemah sebesar 6,51% dalam sebulan. Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) memandang, pergerakan harga saham suatu negara pasti ada pengaruhnya. Sebab, ekonomi di suatu negara memang saling bergantung.

Oleh karena itu, pemerintah mengaku tidak mengurangi kewaspadaan terhadap kemungkinan terburuk. Meski demikian JK, menilai badai yang menghantam pasar saham China tidak selalu menggambarkan kondisi ekonomi riil mereka.

Berbeda, jika kondisi yang terjadi di pasar saham menyeret dunia industri negeri tirai bambu. "Gejolak di sektor riil akan melemahkan pasar modal dunia," ujar JK, Rabu (29/7) di kantornya, Jakarta.

JK merahasiakan apa yang sudah dipersiapkan pemerintah. Ia hanya bilang langkah antisipasi memang harus dipersiapkan pasar domestik.

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, pasar saham China relatif tidak begitu berdampak terhadap pasar modal global. Namun, pemerintah perlu waspada jika pemerintah China memilih untuk menekan mata uang Yuan lebih dalam.

Jika kebijakan moneter sudah dilakukan dengan melonggarkan mata uang mereka, akan berdampak pada pasar uang dunia, termasuk Indonesia. Nah, Indonesia diminta untuk menjaga kebijakan nhya di bidang moneter dan fiskal tetap prudent.

Di sisi fiskal misalnya, David mengingatkan pemerintah untuk realistis dalam menyusun anggarannya. Sebab, anggaran yang baik tentu akan lebih kuat dari ancaman gejolak krisis.

Ekonom Samuel Asset Manajeman Lana Soelistyaningsih bilang, stabilitas nilai tukar harus lebih dijaga. Apalagi, sat ini pelemahan mata uang garuda memang masih terus berlanjut.

Lana juga mengingatkan agar pemerintah mendorong penyerapan anggaran yang lebih baik. Untuk hal ini, kuncinya adalah pengelolaan manajemen. Lana memperkirakan, jika pertumbuhan ekonomi China turun 1%, maka Indonesia bisa turun 0,4%-0,6%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×