kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

China bergejolak, pemerintah pasang kuda-kuda


Rabu, 29 Juli 2015 / 19:48 WIB
China bergejolak, pemerintah pasang kuda-kuda


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Gejolak pasar saham di China tak menunjukan reda. Pemerintah menilai kondisi itu tidak bisa dianggap enteng.

Hari Rabu (29/7) indeks saham di Shanghai Composite Index berada di level 3,789.17 melemah sebesar 6,51% dalam sebulan. Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) memandang, pergerakan harga saham suatu negara pasti ada pengaruhnya. Sebab, ekonomi di suatu negara memang saling bergantung.

Oleh karena itu, pemerintah mengaku tidak mengurangi kewaspadaan terhadap kemungkinan terburuk. Meski demikian JK, menilai badai yang menghantam pasar saham China tidak selalu menggambarkan kondisi ekonomi riil mereka.

Berbeda, jika kondisi yang terjadi di pasar saham menyeret dunia industri negeri tirai bambu. "Gejolak di sektor riil akan melemahkan pasar modal dunia," ujar JK, Rabu (29/7) di kantornya, Jakarta.

JK merahasiakan apa yang sudah dipersiapkan pemerintah. Ia hanya bilang langkah antisipasi memang harus dipersiapkan pasar domestik.

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, pasar saham China relatif tidak begitu berdampak terhadap pasar modal global. Namun, pemerintah perlu waspada jika pemerintah China memilih untuk menekan mata uang Yuan lebih dalam.

Jika kebijakan moneter sudah dilakukan dengan melonggarkan mata uang mereka, akan berdampak pada pasar uang dunia, termasuk Indonesia. Nah, Indonesia diminta untuk menjaga kebijakan nhya di bidang moneter dan fiskal tetap prudent.

Di sisi fiskal misalnya, David mengingatkan pemerintah untuk realistis dalam menyusun anggarannya. Sebab, anggaran yang baik tentu akan lebih kuat dari ancaman gejolak krisis.

Ekonom Samuel Asset Manajeman Lana Soelistyaningsih bilang, stabilitas nilai tukar harus lebih dijaga. Apalagi, sat ini pelemahan mata uang garuda memang masih terus berlanjut.

Lana juga mengingatkan agar pemerintah mendorong penyerapan anggaran yang lebih baik. Untuk hal ini, kuncinya adalah pengelolaan manajemen. Lana memperkirakan, jika pertumbuhan ekonomi China turun 1%, maka Indonesia bisa turun 0,4%-0,6%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×