kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Chatib: PMN harus untuk mendanai proyek yang siap


Senin, 12 Januari 2015 / 19:15 WIB
Chatib: PMN harus untuk mendanai proyek yang siap
Sinopsis film Honest Thief dibintangi Liam Neeson di bioskop Trans TV malam ini Senin 24 Juli 2023.


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Pemerintah akan menambah penerbitan utang dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2015 sebesar Rp 31 triliun menjadi Rp 308 triliun. Alhasil, penerbitan utang secara keseluruhan yaitu gross akan naik dari Rp 431 triliun menjadi Rp 460 triliun.

Selain untuk belanja infrastruktur, kenaikan utang dilakukan untuk menambah Penyertaan Modal Negara (PNM) sebesar Rp 37 triliun. Suntikan PMN ini naik sangat tinggi dari sebelumnya hanya Rp 7,32 triliun dalam APBN 2015.

Pengamat Ekonomi dari Universitas Indonesia (UI) Chatib Basri mengatakan,  penambahan SBN Rp 31 triliun dapat dilihat dari dua sisi. Pertama, dari segi makro. Selama defisit anggaran tidak bertambah maka tidak akan ada pengaruhnya terhadap stabilitas fiskal.

Defisit anggaran yang tetap 1,9% penting dilakukan. Sebab tahun ini akan terjadi normalisasi kebijakan ekonomi Amerika sehingga defisit harus dikurangi dari 2,21% ke 1,9%.

Kedua, dari sisi mikro. PMN dibiayai oleh SBN. Maka dari itu, return alias imbal hasil dari PMN harus sama dengan atau lebih dari biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk menerbitkan SBN bagi PMN. Kalau lebih kecil, pemerintah akan rugi.

Mantan Menteri Keuangan ini mengakui, yang jadi permasalahan saat ini dan harus diperhatikan pemerintah adalah pemilihan PMN. PMN yang dipilih haruslah produktif, projeknya sudah siap dengan permasalahan krusial seperti pembebasan lahan yang sudah selesai. 

"Yang paling penting adalah seleksinya. Kalau lahan tidak ada sedangkan SBN-nya sudah ada, maka ada biaya yang harus ditanggung," ujarnya ketika dihubungi KONTAN, Senin (12/1). Maka dari itu, projek yang dipilih oleh BUMN haruslah projek yang sudah pasti dan siap dieksekusi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×