Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom sekaligus mantan Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, sektor keuangan Indonesia akan terus berada di bawah tekanan serta fluktuasi akan terus terjadi, sampai pemerintah bisa mengendalikan wabah virus Corona yang meluas di Indonesia.
"Traditional pump-priming untuk mendorong aggregate demand melalui stimulus dan daya beli ketika produksi turun, hanya akan meningkatkan inflasi," ujar Chatib di dalam telekonferensi daring, Selasa (21/4).\
Baca Juga: Larangan mudik berlaku 24 April, sanksi diterapkan mulai 7 Mei
Oleh karena itu, ia menyarankan agar pemerintah harus fokus pada tiga hal, yaitu kesehatan, bantuan sosial (bansos), dan bagaimana mendukung supaya aktivitas usaha bisa terus berjalan.
Kemudian, Chatib meminta agar perlindungan sosial harus diperluas bukan hanya kepada kelompok masyarakat miskin saja. Pasalnya, pada saat krisis saat ini ada banyak orang yang harus tinggal di rumah dan tidak bisa bekerja, karena kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
"Sekarang itu kita minta orang tetap dirumah, kompensasinya harus dibayar. Ini yang membedakan situasi sekarang dengan apa yang terjadi di beberapa krisis yang kita alami sebelumnya," papar Chatib.
Menurut Chatib, apabila pemerintah tidak memberikan kompensasi, maka akan ada banyak masyarakat yang tetap keluar rumah untuk bekerja. Akibatnya kebijakan PSBB tidak akan efektif lagi.
Baca Juga: Angka kejahatan meningkat 11,80%, Polri klam keamanan masih kondusif